Para pekerja wanita mengakui kesulitan dalam menggunakan hak-hak karyawan dalam budaya kerja di Jepang dan Indonesia, banyak pekerja wanita lebih memilih berhenti daripada berbicara karena stigma masyarakat mengenai menyuarakan pendapat di publik.
Secara keseluruhan, matahara merupakan masalah yang berperan besar dalam kehidupan pekerja wanita di Jepang maupun di Indonesia. Hal tersebut dapat dibuktikan dari data-data diatas mengenai maternity harassement yang masih terus terjadi hingga saat ini. Hal tersebut memiliki efek besar bagi keseimbangan hidup para pekerja wanita, selain itu juga terdapat beberapa kasus dimana matahara terjadi oleh pria (patahara).
Dengan demikian, diskriminasi gender dalam dunia kerja baik di Jepang maupun Indonesia sangatlah butuh diperhatikan dan perbaikan terus menerus. Adanya peran stereotype tradisional seperti patriarki yang masih melekat pada pola pikir masyarakat membuat fenomena matahara ini masih terus berlanjut sampai saat ini. Dengan munculnya Undang-Undang dan gerakan mengenai kesetaran gender dan hak-hak kerja merupakan bentuk perbaikan dan usaha mengatasi adanya matahara di kehidupan sosial masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Grant, R. (2016). Japanese workplace harassment against women and the subsequent rise of activist movements: Combatting four forms of hara to create a more gender equal workplace. Doctoral dissertation, University of Oregon.
Jasmine, Floretta. 2021. ‘Matahara’, Kekerasan Ibu Pekerja yang Marak di Jepang.
Sayaka, Osakabe. 2016. Matahara Mondai (マタハラ問題 ). Japan: Chikuma Shinsho.
Shabrina, Dinda. 2022. Komnas Perempuan: Kekerasan Berlapis Kerap Dialami Perempuan Pekerja
Wulandari, Z. S., & Elsy, P. Matahara Mondai dan Hubungannya Dengan Keinginan Wanita Muda Jepang Untuk Bekerja dan Memiliki Anak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H