Salah satu fungsi dari pengembangan masyarakat adalah untuk mengurangi kesenjangan serta penghapusan diskriminasi dan penelantaran. Adapun beberapa tujuan dari pengembangan masyarakat adalah meningkatkan kualitas SDM yang lebih berkeadilan, meningkatkan kesejahteraan masyarakat di berbagai bidang kehidupan, membuat masyarakat dapat hidup mandiri, mengenal potensinya, dan melakukan proses produktif, dan meningkatkan kemauan dan kemampuan partisipasi aktif masyarakat dalam pengelolaan usaha aktif kreatif yang berbasis sumberdaya lokal yang ada dalam masyarakat.
Seluruh fungsi dan tujuan yang telah disebutkan sesuai dengan visi, misi, dan eksekusi yang dimiliki dan dilakukan oleh Duitin. Duitin memberikan kontribusi yang besar untuk mengurangi dampak pencemaran lingkungan akibat sampah plastik sambil mensejahterakan pengguna dan karyawan (picker) yang mereka miliki.
Dalam menggunakan jasa Duitin, terdapat keseimbangan antara pemanfaatan teknologi dan pemberdayaan SDM. Aplikasi memudahkan baik pengguna dan karyawan, dan dibutuhkannya jasa picker untuk membantu menjemput sampah secara tidak langsung membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat. Adanya picker yang dipekerjakan secara resmi, tampil dengan seragam, difasilitasi kendaraan untuk mengangkut sampah, dan bisa dipesan melalui aplikasi, perlahan mampu menghilangkan citra “pemulung” dan “tukang sampah” beserta stereotip mereka sebagai figur yang buruk, dilihat sebagai pekerjaan yang tidak berharga, atau bahkan dinilai kotor, dekil, dan jorok. Pengguna sendiri dapat mendaur ulang tanpa harus melewati proses yang panjang dan memakan waktu, selain itu pengguna akan “dibayar” melalui jumlah sampah yang dikumpulkan dalam bentuk poin yang diberikan lewat aplikasi. Poin yang telah dikumpulkan dapat digunakan untuk membeli kebutuhan esensial–pulsa, token listrik, dan paket data. Sebuah win-win solution bagi seluruh pihak yang terlibat dalam proses ini.
Masyarakat dengan segala potensinya bukanlah suatu hal yang dapat dianggap remeh. Di satu sisi, masyarakat tidak bisa untuk dilepas sendiri dengan harapan bahwa mereka akan berkembang di suatu hari nanti. Namun, di sisi lain, masyarakat juga tidak bisa untuk “disuapi” melalui sosialisasi yang terus-menerus. Selain tidak efektif, masyarakat tidak akan menjadi suatu kesatuan yang mandiri dan berdaya dalam hidupnya.
Masyarakat juga hidup berdampingan di wilayah tertentu. Wilayah tersebut pasti memiliki tatanan lingkungan dan infrastruktur yang harus dijaga dengan baik, apalagi ibu kota, tempat di mana penduduk dari segala penjuru datang untuk melakukan banyak aktivitas, seperti mencari nafkah dan menempuh pendidikan. Tidak akan efektif apabila pembangunan hanya difokuskan kepada infrastruktur, tetapi masyarakatnya hanya disuruh manut saja dengan aturan dan kebijakan yang ada. Seluruh pembangunan harus berjalan secara seimbang dan berkelanjutan (sustainable). Apalagi di masa pandemi seperti ini, semakin tampak orang yang acuh tak acuh dengan kondisi sekitar. Padahal, seluruh bidang kehidupan–terutama kesehatan–sedang tidak karuan, dan memerlukan upaya nyata yang tentunya tidak akan berhasil apabila tidak ada dukungan dari masyarakat.
Oleh sebab itu, penting untuk menumbuhkan kesadaran dan kepedulian terhadap lingkungan sekitar dan aspek sosial masyarakat, sebab kelak kesadaran dan kepedulian tersebut dapat muncul sebagai upaya yang dapat mensejahterakan masyarakat dan meningkatkan potensi mereka demi Indonesia yang lebih baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H