Kualitas pendidikan dapat dipengaruhi oleh persyaratan kurikulum yang dimasukkan ke dalam proses pendidikan. Kurikulum adalah landasan pendidikan; Oleh karena itu, proses pengembangan kurikulum adalah untuk memastikan tujuan dan prosedur yang berkaitan dengan mata pelajaran, isi mata pelajaran, dan bahan ajar, serta metode yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan pedagogi yang sesuai dengan kebutuhan dan persyaratan mata pelajaran yang relevan. organisasi pembelajaran.
Pengembangan kurikulum didasarkan pada pencapaian standar minimal, konsep, masalah, dan komitmen perbaikan berkelanjutan di seluruh aspek pendidikan. Mengingat pentingnya kurikulum dalam pendidikan dan kehidupan manusia, maka revisi kurikulum tidak dapat dilakukan begitu saja.
Kurikulum harus mempunyai landasan yang kuat, yaitu berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang konsisten. Pengembangan kurikulum yang tidak dilandasi landasan yang kuat dapat menimbulkan dampak buruk bagi pendidikan itu sendiri.
Tujuan pendidikan nasional di Indonesia adalah memusatkan perhatian pada pandangan dan pandangan hidup masyarakat Indonesia yaitu Pancasila. Artinya, pendidikan di Indonesia perlu membina pengembangan manusia intelektual agar dapat melahirkan manusia yang berbelas kasih dan penuh dengan kasih sayang.
Agar kurikulum menjadi efektif, kurikulum harus dikembangkan melalui penggunaan landasan yang kuat dan dapat diandalkan. Hal ini akan memungkinkan kurikulum untuk mengembangkan potensi siswa dan mempersiapkan mereka untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Selain itu, kurikulum yang dikembangkan dengan baik dapat menjadi inspirasi bagi pendidikan yang lebih inovatif dan berkualitas.
Ada 4 landasan yang dapat dijadikan acuan dalam mengembangkan kurikulum, yaitu:
filosofis; (2) psikologis; (3) sosial-budaya; dan (4) ilmu pengetahuan dan teknologi..
Untuk lebih jelasnya, di bawah ini akan diuraikan secara ringkas keempat landasan tersebut (Nana Syaodih Sukmadinata 1997).
- Landasan Filosofis
Filsafat berasal dari dua kata "philos" dan "sophia" dalam bahasa Yunani. Philos seolah-olah adalah cinta pengembara, dan Sophia adalah seorang kearifan, atau pengasuh. Akibat hal tersebut secara harfiah, Filsafat digambarkan sebagai perempuan yang rentan terhadap kearifan. Dalam budaya populer, filsafat sering digambarkan sebagai cara hidup sekelompok orang tertentu atau sebagai filsafat pribadi. Oleh karena itu, jelas bahwa setiap individu atau kelompok masyarakat mempunyai cara hidup yang berbeda-beda berdasarkan faktor-faktor yang penting bagi mereka.
Filsafat memegang peranan penting dalam pengembangan kuikulum. Sama halnya seperti dalam Filsafat Pendidikan, kita dikenalkan pada berbagai aliran filsafat, seperti : perenialisme, essensialisme, eksistesialisme, progresivisme, dan rekonstruktivisme.
- Landasan Sosiologis
Interaksi antar individu terjadi selama proses pengajaran, baik interaksi antara siswa dengan guru, maupun antara siswa dengan siswa lainnya. Manusia berbeda dengan hewan lain seperti benda, tumbuhan, dan binatang, antara lain karena mempunyai kondisi fisik dan psikis. Benda dan Tanaman tidak mempunyai aspek psikologis. Namun jika dibandingkan dengan manusia yang juga mempunyai akal sebagai titik pembeda di antara keduanya, binatang tidak mempunyai taraf psikologis yang tinggi. Jika diturunkan dari sosiologi, pendidikan adalah proses membentuk individu menjadi anggota komunitas yang diharapkan; bila diturunkan dari sosiologi, pendidikan adalah proses sosialisasi; bila berasal dari antropologi, pendidikan adalah “enkulturasi” atau pedagogi. Pendidikan tidak mengharapkan adanya manusia-manusia yang lain dan asing terhadap masyarakatnya, tetapi manusia yang berkualitas, mengerti, dan mampu membangun masyarakatnya.
- Landasan Psikologis
Bidang psikologi perkembangan merupakan salah satu cabang yang mempelajari proses pertumbuhan pribadi, baik sebelum maupun sesudah kesulitan. Melalui penelitian terhadap tumbuh kembang perilaku peserta didik diharapkan pendidikan akan mengikuti sifat dan kemampuannya, materi atau sumber belajar yang sesuai dengan usia dan latar belakangnya, serta metode pengajarannya dengan menggunakan berbagai teknik yang dapat dilihat pada profil psikologis setiap siswa.
- Landasan Sosisologis dan Budaya
Bidang sosiologi merupakan ilmu yang mengkaji berbagai hubungan sosial antara individu, kelompok orang, organisasi sosial, dan masyarakat umum. Dalam kehidupan kita sehari-hari, kita tidak hidup sebagai individu; sebaliknya, kita hidup sebagai sebuah komunitas. Dalam lingkungan ini, kami memiliki tanggung jawab yang harus dijalankan dengan penuh keikhlasan terhadap masyarakat yang telah memberikan kebaikan kepada kami. Kurikulum dapat dipandang sebagai suatu jenis program pendidikan. Sebagai semacam rencana, kurikulum menetapkan tugas dan hasil pembelajaran. Kami percaya bahwa pendidikan adalah upaya untuk mendidik masyarakat agar mereka menjadi anggota masyarakat. Pendidikan tidak hanya untuk akademisi; hal ini juga memberikan landasan pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai untuk kehidupan sehari-hari, pekerjaan, dan pencapaian kemajuan sosial jangka panjang.
- Landasan Ilmu Pengetahuan dan Tekhnologi
Pada awalnya, pengetahuan dan teknologi manusia masih terbatas, namun sejak zaman dahulu, telah terjadi kemajuan yang signifikan dalam keduanya. Berbagai teori baru masih terus diteliti hingga saat ini, dan diperkirakan akan terus bertambah kompleks. Pengetahuan psikologi merupakan suatu proses observasi dan analisis yang logis, konsisten, rasional, dan sistematis melalui penggunaan kekuatan observasi. Itu selalu dapat dievaluasi dan ditinjau secara kritis oleh siapa saja yang ingin memahaminya. Teknologi adalah sarana penggunaan pengetahuan untuk memecahkan masalah dengan menyelaraskan semua alat yang ada dengan norma dan nilai-nilai masyarakat yang ada. Memanfaatkan pengetahuan dari sains dan bidang lain untuk memecahkan masalah praktis itulah yang dimaksud dengan teknologi.
- Landasan Organisatoris
Yang dimaksud dengan “landasan organisatoris” adalah suatu konsep, asumsi, atau prinsip yang berkaitan dengan pengorganisasian bahan pembelajaran yang disajikan, atau lebih khusus lagi landasan organizativos tentang metode pengajaran bahan pembelajaran, yaitu kurikulum. Struktur kurikulum erat kaitannya dengan komponen-komponen kurikulum yang meliputi nilai-nilai agama dan sosial, serta pengetahuan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta nilai-nilai siswa dan masyarakat.
Ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam menyusun suatu kurikulum, beberapa di antaranya terkait dengan ruang lingkup, kontinuitas, keseimbangan, urutan bahan ajar (urutan), dan keypaduan (terpadu). Secara umum, kurikulum memiliki kualitas organisasi yang berpusat pada mata pelajaran, artinya dirancang untuk mengakomodasi kelompok belajar kecil dan besar, yaitu kelompok yang mengintegrasikan materi pembelajaran tan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H