NAMA : AYSSYAH SYFA AZZAHRA
NIM : 222111073
KASUS DUGAAN ASUSILA SKANDAL GURU DAN MURID DI GORONTOLO DENGAN ANALISIS MENGGUNAKAN CARA PANDANG FILSAFAT HUKUM POSITIVISME
      Kasus dugaan asusila antara guru dan murid di Gorontalo ini sangat mengkhawatirkan dan menimbulkan banyak pertanyaan tentang integritas dan etika dalam pendidikan. Di satu sisi, guru seharusnya menjadi panutan, pengajar, dan pelindung bagi murid-muridnya. Namun, ketika seorang guru terlibat dalam perilaku yang tidak pantas, ini bukan hanya melanggar hukum, tetapi juga menghancurkan kepercayaan yang telah dibangun antara guru, murid, dan orang tua.
Jika kita menganalisis kasus ini menggunakan perspektif filsafat hukum positivisme, kita akan melihat bahwa hukum adalah seperangkat aturan yang Jelas dan ditetapkan untuk diikuti oleh semua orang. Dalam hal ini, ada banyak peraturan yang mengatur perilaku guru dalam menjalankan tugasnya. Misalnya, undang-undang tentang perlindungan anak dan peraturan terkait etika profesi guru. Hukum ini dirancang untuk melindungi murid dari segala bentuk penyalahgunaan.
Dari sudut pandang positivisme, pelanggaran oleh guru ini menunjukkan bahwa dia tidak hanya melanggar norma yang ada, tetapi juga mengabaikan tanggung jawab moralnya. Hukum tidak hanya berfungsi sebagai alat untuk menghukum, tetapi juga sebagai panduan untuk perilaku yang benar. Ketika seorang guru memilih untuk bertindak melawan hukum, itu menunjukkan ketidakpatuhan terhadap sistem yang ada. Ini sangat berbahaya, karena dapat mengganggu proses pendidikan dan menciptakan lingkungan yang tidak aman bagi murid.
Kasus ini juga menyoroti pentingnya penegakan hukum yang tegas. Penegakan hukum yang lemah dapat menyebabkan banyak kasus serupa terjadi tanpa adanya konsekuensi yang jelas bagi pelanggar. Dalam hal ini, penting bagi pihak berwenang untuk mengambil tindakan yang cepat dan efektif, tidak hanya untuk menghukum pelaku, tetapi juga untuk memberikan jaminan kepada masyarakat bahwa tindakan semacam ini tidak akan ditoleransi.
Selain itu, perlu ada langkah-langkah yang diambil untuk melindungi murid dari potensi ancaman. Yaitu bisa melalui pelatihan etika bagi guru, sosialisasi tentang perlindungan anak, dan mekanisme pelaporan yang mudah diakses untuk murid dan orang tua. Lingkungan sekolah harus dibangun dengan prinsip transparansi dan keterbukaan, di mana murid merasa aman untuk berbicara jika ada yang tidak beres.
Dalam kasus ini, kita juga harus mempertimbangkan dampak yang lebih luas. Ketika satu guru terlibat dalam skandal seperti ini, itu tidak hanya merusak reputasi individu tersebut, tetapi juga mencoreng nama baik institusi pendidikan secara keseluruhan. Masyarakat mungkin kehilangan kepercayaan terhadap sistem pendidikan, yang dapat berdampak negatif pada pembelajaran dan perkembangan murid.
Dengan demikian, penting untuk mengingat bahwa pendidikan bukan hanya tentang mencari ilmu pengetahuan, tetapi juga membangun karakter dan nilai-nilai yang baik. Guru memiliki peran penting dalam proses ini, dan ketika mereka melanggar tanggung jawab ini, konsekuensinya bisa sangat serius. Oleh karena itu, melalui pendekatan hukum yang tegas, kita bisa menciptakan lingkungan pendidikan yang lebih aman dan sehat bagi semua murid.
MAZHAB HUKUM POSITIVISME