Mohon tunggu...
Syerima Hanifah Maulana
Syerima Hanifah Maulana Mohon Tunggu... Mahasiswa - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Program Studi Pendidikan Agama Islam

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Orang yang Tertipu Kelompok Ahli Ibadah dan Amal

23 Juni 2023   13:58 Diperbarui: 23 Juni 2023   14:11 402
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bismillahirrahmanirrahim

GOLONGAN KEEMPAT (ORANG YANG TERTIPU SEBAB MEMBACA AL-QUR'AN)

Al-Quran adalah Kitab Suci yang di dalamnya terdapat segala macam ajaran yang indah dan sulit ditemukan tandingannya. Karena Al-Quran demikian peduli pada perbaikan akhlak manusia. Apakah dengan hanya rajin membacanya dapat mengantarkan kita pada perubahan akhlak itu sendiri.

Dalam kitab Ashnaful Maghrurin karya Imam Abu Hamid Al-Gazali dijelaskan bahwa orang-orang yang tertipu sebab membaca al-Quran ialah, selalu membaca dengan berulang-ulang dengan cepat di kamarnya ataupun dimana ia berada, kadang dalam sehari semalam langsung khatam. Lidahnya membaca al-Quran tetapi hati nya selalu berkhayal memikirkan dunia, tidak sedikitpun terbesit dari ayat-ayat tersebut agar ia terhindar dari segala macam hal yang dilarang.

Sedangkan adab dan hukum membaca al-Quran yang kita tahu sangatlah banyak, salahsatu diantaranya yaitu mengkonsentrasikan pikiran saat membaca al-Quran:  Harus ada perhatian dan konsentrasi yang penuh ketika membaca al-Quran, mengosongkan jiwa dari berbagai kesibukanya sebelum membaca al-Qur'an. Itu karena hal-hal yang melalaikan begitu mendesak dan menggoda jiwa. Begitu pula seyogyanya pikiran hanya dipusatkan pada al-Quran saja, dan agar ia tidak melayang-layang dalam godaan-godaan atau berkhayal tentang kehidupan dunia.  

Lalu dalam buku tersebut juga dikatakan, barangsiapa yang membaca al-Quran sebanyak 100x dalam sehari semalam, kemudian ia meninggalkan apa yang di perintah dan melakukan maksiat maka ia akan mendapat siksaan. Kendati demikian pada kenyataannya, banyak orang mungkin kita salah satunya sudah mengaji sedemikian rupa tapi tetap melakukan perbuatan yang dilarang. Misalnya saja perihal maksiat. Kita tahu hukumnya haram, namun masih suka dijalankan.

Terkadang mereka ini mempunyai suara yang bagus dan merasa nyaman dengan bacaannya, akan tetapi sebenarnya mereka ini tertipu dengan perasaan amannya tersebut. Mereka mengira dengan suara yang bagus maka akan membuat nyaman saat bermunajat kepada Allah dan mendengarkan firman-nya. Ekspektasi yang sangat jauh sekali, padahal ketenangan saat mendengarkan firman Allah tidak dilihat dari suara dan kemerduannya, akan tetapi kenyamanan mendengar firman Allah itu terletak dalam maknanya.

Dari bahasan diatas dapat kita simpulkan bahwa masih banyaknya dari golongan manusia yang tertipu dengan orang-orang yang rajin membaca Al-Qur'an tetapi hati dan pikirannya tidak meresapi pada makna yang tersirat di dalam Al-Qur'an itu sendiri. Adapula yang terlena mendengarkan kenyamanan lantunan Al-Qur'an karena suara merdunya, sehingga membuat banyak orang terlena akan itu tapi mereka lupa bahwasanya ketenangan dalam lantunan Al-Qur'an seharusnya datang pada ketenangan yang datang dari pemahaman makna dan kandungannya. 

Maka, hal ini sepatutnya jadi pelajaran bagi kita untuk bisa lebih baik dalam memahami Al-Qur'an dan juga tidak mudah tertipu daya oleh penampilan semata terhadap orang-orang yang suka membaca Al-Qur'an tapi tidak menjalani kehidupan sesuai dengan nilai-nilai yang diajarkan Al-Qur'an. Hal ini sebagaimana telah disampaikan oleh Umar bin Khattab dalam nasihatnya yaitu : Jangan tertipu dengan orang yang membaca Al-Quran. Tapi lihatlah kepada mereka orang yang perilakunya senantiasa sesuai dengan Al-Quran.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun