Sebagaimana Rasulullah SAW. menasihati sahabatnya untuk mengerjakan apa yang mendekatkan diri kepada Allah sesuai dengan kondisi mereka yang berbeda-beda.
Sebagai contoh, Rasulullah SAW. pernah ditanyakan oleh sahabatnya, “Ya Rasulullah, katakan kepadaku tentang amalan yang dapat menjauhiku dari amarah Allah. Rasulullah SAW. menjawab, “Jangan marah”. Namun, di lain waktu, ketika sahabat yang lain datang bertanya, Rasul menasehatinya untuk senantiasa membasahi lidahnya zikrullah. Begitu juga para sahabat Rasul sendiri ada yang memperbanyak shalat malam, banyak berjihad, zikir, sedekah, dll.
Nah, Ketika memperbanyak dan terus menekuni satu ibadah, bukan berarti meninggalkan ibadah yang lain. Tapi terdapat ibadah atau amalan tertentu yang diberikan porsi lebih banyak oleh seorang sâlik untuk membuatnya sampai kepada tingkatan makrifah kepada Allah SWT..
Tabiat jiwa manusia tertumpuk didalamnya berbagai penyakit hati seperti takabur, ujub, egois, pelit, marah, riya, suka kepada maksiat dan kemunkaran. Oleh karena itu para ulama-ulama dulu sangat fokus akan pentingnya mentarbiyah hawa nafsu dan menghilangkannya dari penyakit-penyakit. Hal ini dilakukan semata-mata untuk mewujudkan keharmonisan dalam menjalani kehidupan di masyarakat. Begitu juga untuk memperoleh kemenangan dalam menempuh perjalanan menuju makrifatullah yang hakiki. Wallahu A’lam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H