Mohon tunggu...
Syera azzahra
Syera azzahra Mohon Tunggu... Lainnya - pelajar mahasiswi

pelajar mahsiswi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Iklan dan Perilaku Konsumsi

20 November 2024   19:56 Diperbarui: 20 November 2024   20:45 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sebelumnya apakah kalian tahu tentang iklan?

Baik di sini saya ingin menjelaskan tentang iklan dan perilaku konsumsi.

Iklan merupakan media informasi yang berisi pesan untuk mendorong orang agar tertarik membeli atau menggunakan barang dan jasa yang ditawarkan.

Para ahli mendefinisikan iklan sebagai segala bentuk pesan tentang suatu produk yang disampaikan melalui media dan ditunjukan untuk masyarakat luas.

Perkembangan industri periklanan mencerminkan dinamika sosial, teknologi, dan ekonomi yang telah berlangsung selama berabad-abad. Berikut adalah pemetaan perkembangan iklan dalam beberapa era kunci:

  • Era Awal Percetakan Pada tahun-tahun awal, iklan berbentuk sederhana seperti iklan baris di surat kabar, selebaran, dan poster. Tujuan utama iklan saat itu adalah untuk mengidentifikasi produk dan memberikan informasi tentang tempat penjualannya. Media cetak menjadi dominan dalam menyebarkan informasi ini.
  • Era Awal Agensi (Abad ke-19) Periklanan mulai berkembang menjadi industri yang lebih profesional. Agen periklanan muncul untuk membeli ruang iklan dan waktu di media atas nama klien. Pada akhir abad ke-19, pengiklan mulai memperkenalkan nama merek untuk menciptakan identitas visual dan permintaan bagi produk mereka.
  • Era Ilmiah (Awal Abad ke-20) Di era ini, teknik penelitian ilmiah mulai diterapkan dalam periklanan. Pengiklan menggunakan data untuk memahami audiens dan meningkatkan efektivitas kampanye mereka. Praktik seperti diferensiasi produk dan segmentasi pasar menjadi bagian integral dari strategi periklanan.
  • Era Kreatif (1949) Doyle, Dane, dan Bernbach (DDB) memperkenalkan pendekatan kreatif yang menekankan pada emosi dan persuasi dalam iklan. Iklan tidak hanya berfungsi untuk menjual produk tetapi juga untuk membangun hubungan emosional dengan konsumen.
  • Era Akuntabilitas dan Integrasi (1980-1990-an) Dengan meningkatnya fokus pada akuntabilitas, pengiklan mulai mencari bukti efektivitas dari kampanye mereka. Era digital juga membawa perubahan besar dengan munculnya media sosial, di mana komunikasi pemasaran menjadi lebih terintegrasi dan berfokus pada konsistensi pesan.
  • Era Media Sosial (Sejak 2008) Penggunaan media sosial mengubah cara komunikasi pemasaran dilakukan. Konsumen kini berperan aktif dalam menciptakan pesan merek melalui interaksi di platform sosial, menjadikan pemasaran lebih interaktif dan berbasis komunitas.
  • Model Periklanan Modern Dalam konteks modern, model seperti AISAS (Attention, Interest, Search, Action, Share) telah diperkenalkan untuk menggambarkan perilaku konsumen yang lebih kompleks di era digital. Model ini menggambarkan langkah-langkah yang dilalui konsumen dari perhatian hingga pembelian dan berbagi pengalaman mereka.

Gaya hidup seseorang seringkali dipengaruhi oleh iklan yang mereka lihat. Iklan dapat menciptakan aspirasi atau norma sosial yang diadopsi oleh konsumen. Misalnya, iklan produk kecantikan yang menampilkan model dengan standar kecantikan tertentu dapat mempengaruhi cara pandang individu terhadap penampilan dan kesehatan.

Perilaku konsumsi merujuk pada cara individu atau kelompok memilih, menggunakan, dan membuang barang dan jasa. Iklan berperan penting dalam proses ini dengan memberikan informasi dan menciptakan keinginan. Misalnya, iklan makanan cepat saji tidak hanya menawarkan produk tetapi juga menggambarkan gaya hidup yang cepat dan praktis, mendorong konsumen untuk mengadopsi pola makan yang sesuai dengan citra tersebut.

  • Dampak Iklan terhadap Gaya Hidup dan Perilaku Konsumsi
  • Pembentukan Identitas: Iklan dapat membantu individu membentuk identitas diri melalui pilihan produk yang mereka konsumsi.
  • Konsumerisme: Meningkatnya jumlah iklan dapat mendorong perilaku konsumsi berlebihan di kalangan masyarakat.
  • Kesadaran Sosial: Beberapa iklan mengangkat isu sosial atau lingkungan, mempengaruhi konsumen untuk lebih peduli terhadap isu-isu tersebut.
  • Iklan memiliki kekuatan besar dalam membentuk gaya hidup dan perilaku konsumsi individu. Dengan memahami cara mengidentifikasi dan menganalisis iklan, kita dapat lebih kritis terhadap pesan yang disampaikan serta dampaknya terhadap masyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun