Dalam sistem penciptaan sebenarnya tidak ada sesuatu yang namanya syar (keburukan). Dam bila ada sedikit gangguan dan ketidak nyamanan yang menimpa suatu masyarakat maka keburukannya sangat sedikit, sedangkannya kebaikannya sangat banyak. Mungkin saja virus ini mengganggu kehidupan manusia dan banyak korban berjatuhan namun tidak sedikit hati yang sadar dan tertuju kepada Allah Swt.
Sesuai ayat “ Dan sebahagian besar dari mereka tidak beriman kepada Allah, melainkan dalam keadaan mempersekutukan Allah (dengan sembahan-sembahan lain)” (QS.Yusuf: 106) banyak kaum Muslimin mempraktikkan syirik halus kepada Allah. Dan penyakit ini berperan penting dalam membersihkan bentuk syirik ini.
Milyaran manusia yang begitu arogan dan angkuh dengan perkembangan teknologi dan kemajuan kedokteran yang dikuasainya ternyata tumpul dan lumpuh di hadapan virus kecil yang tak terlihat secara kasat mata ini.
Biasanya sesuatu kita nilai baik atau buruk itu saat kita bandingkan dengan yang lain. Perbandingan itulah yang membuat sesuatu tampak baik atau buruk. Dan pada hakikatnya dunia yang kita tinggali tegak berdasarkan sistem kebaikan dan keadilan serta cahaya. Sejatinya tidak ada keburukan dan yang ada kebaikan. Kebaikan adalah identik dengan cahaya, sedangkan keburukan adalah identik dengan kegelapan.
Kapan terjadi kegelapan? Ketika cahaya tidak ada. Yang ada itu cuma cahaya dan ketika cahaya tertutup maka seolah-olah yang menempati posisinya adalah kegelapan.Yang ada itu kesehatan dan sakit adalah ketiadaan kesehatan. Inilah yang ditegaskan dalam Alquran bahwa Allah adalah cahaya langit dan bumi.
Syekh Muh. Alcaff (Founder Chanel Manazila TV di Youtube)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H