Mohon tunggu...
Syehfudit
Syehfudit Mohon Tunggu... Lainnya - Pamong@SDNegeriSidomulyo

Traveling@Menulis@Membaca#

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Remahan Hati

17 Desember 2023   06:41 Diperbarui: 17 Desember 2023   06:49 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Usai hujan mencurahkan airnya ke bumi

Menanti seseorang yang tak lagi menemani

Bersama sepoi angin yang mengurut dedaunan yang telah pergi

Menyisakan remahan hati pada bisikan nama yang tidak dapat tereja lagi

Dalam rindu yang tidak tersimpan rapi

Cakrawala berhias mendung pun telah berganti

Bersama sayup nyanyian kidung rindu yang mati

Bersama titik air hujan yang menghantar harapan dari hati

Apakah engkau masih setia menunggui?

Dari janji yang tidak lagi terpatri

Yang telah menjauh dan pergi

Bersama rautan kehidupan yang terus berputar kembali

Bagaikan komidi putar yang bergerak dan berotasi

 Dalam balutan momentum ruang dan waktu yang terus mengisi

Dalam kenangan rindu yang tidak akan pernah mati

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun