Aliran air dari Waduk Jatibarang yang sangat deras ini dialirkan ke sungai untuk mengalirkan saluran irigasi ke sawah, sumber air PDAM, dan terakhir air dialirkan menuju laut sebagai sumber air bagi tambak budidaya ikan dan udang bagi masyarakat setempat. Sehingga kebutuhan air mereka tercukupi untuk produktifitas sehari-hari.
Potensi air di Waduk Jatibarang digunakan sebagai pembangkit listrik tenaga mikro hidro sebesar 1,5MW. Dikutip dari Menteri Pekerja Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan, saat ini Kementrian PUPR melalui Balai Besar Wilayah Sungai Pemali Juana melakukan pembangunan 936 panel surya di Waduk Jatibarang. Diperkirakan listrik yang dapat dihasilkan sekitar 300KWH yang akan digunakan sebagai operasional waduk secara keseluruhan.
Dengan adanya Waduk Jatibarang menjadi tempat konservasi sumber mata air sekitar yang bermuara dan menjadi tempat flora fauna seperti kera yang hidup di Goa Kreo dapat terus lestari lantaran alamnya sangat mendukung untuk berkembang biak.Â
Tak hanya itu, objek wisata ini menjadi salah satu tempat rekreasi yang terjangkau bagi keluarga yang ingin berliburan. Walau harga tiket masuk terjangkau, kita mendapat edukasi dari adanya petilasan Sunan Kalijaga di Goa Kreo dan keindahan alam sekitar Waduk Jatibarang.
Adanya dua objek wisata dalam satu lokasi mengangkat perekonomian masyarakat sekitar. Masyarakat dapat menyewakan speedboat kepada wisatawan untuk menjelajahi perairan Waduk Jatibarang. Pedagang kaki lima dulunya menjual makanan bagi wisatawan juga menambah pendapatan mereka dengan menjajakan makanan untuk kera. Sehingga kawanan kera yang berada di Goa Kera tetap terjaga sumber pakannya.Â
Nilai spiritual yang didapat dari Legenda Goa Kreo dirangkum dalam 3 aspek:
1. Hubungan manusia dengan Sang Pencipta
2. Hubungan manusia dengan manusia
3. Hubungan manusia dengan alam