nikmati sapaan semilir
angin pantai yang manja terasa,
seiring dengan burung camar bercengkrama
ditengah gemuruh ombak menerpa
bebatuan karang didepan kita.
Perlahan kau tengadahkan wajah—
tatap aku dengan binar mata bertafsir kasih.
Entah apa yang kau inginkan saat itu..?
Hanya satu yang termaktub di hati;
Ya, kau hanya menginginkan aku…
perlahan malam menjelang
burung-burung terbang pulang
sepeda motor ku laju kencang
menuju Rangat Pangururan
Ditengah malam genangi hari
Kulihat purnama berseri.
Sinarnya begitu lembut, belai
wajah kita dengan sentuhan damai.
Air danau terlihat hitam dari kejauhan.
Angin berhembus hidangkan
hawa dingin— memaksa kita
‘tuk saling lekatkan jemari.
Lalu kau bawa aku berdiri—
Simak nyiur yang berderet— melambai
disetiap sudut pantai.
Rambutmu yang hitam panjang, kau biarkan terurai
hingga sesekali menutupi di wajah.
Seketika kau tersenyum— merapat
seraya menggenggam kedua tangan ini,
Sesaat kupandangi bintang, bulan
serta debur ombak di pinggir pantai
kini kau pulang ke negri sebrang
tinggalkan aku sendiri
relung rindu ku kian mendalam
menunggu kedatangan mu kasih
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H