Desa Jerukagung merupakan salah satu Desa yang terletak di Kecamatan Srumbung Kabupaten Magelang. Desa Jerukagung memiliki 8 dusun, salah satunya yaitu Dusun Wates. Dengan jumlah penduduk kurang lebih 90% berprofesi sebagai petani salak dan  mengembangkan produk pasca panen manjadi bahan yang siap untuk dinikmati. Dusun Wates menjadi salah satu dusun yang banyak menghasilkan sampah plastik akibat dari aktivitas masyarakatnya.
Ketua Tim KKN Untidar Kelompok 140, Akbar Distya Pandujaya Al Fatih mengungkapkan bahwa salah satu program kerjanya berkaitan dengan masalah persampahan yang ada di lingkungan sekitar KKN. Hal ini dilatarbelakangi karena masyarakat yang ada di Dusun Wates masih minimnya wawasan mengenai pengelolaan sampah, terutama sampah plastik.
"Sebetulnya, sampah plastik dapat dimanfaatkan sebagai barang yang lebih berguna dan bahkan memiliki nilai jual, apabila sampah plastik tersebut dikelola dengan benar", ungkap Ketua KKN dari Kelompok 140 yang kerap disapa dengan Distya.
Hal tersebut sejalan dengan pernyataan dari Kepala Dusun Wates, Maryono menyatakan bahwa belum adanya pengelolaan sampah dan hanya ada satu bank sampah yang ada di Dusun Kresan.
"Di Dusun Wates sendiri belum ada pengelolaan sampah. Sehingga, sebagian besar masyarakatnya sebatas menyetorkan sampah ke bank sampah, seperti sampah kertas, botol plastik, dan logam. Selain sampah tersebut biasanya hanya di bakar, terutama sampah plastik", tambahnya.
Berangkat dari adanya fenomena yang ada di dusun tersebut, Distya dan anggota kelompoknya melakukan sosialisasi kepada seluruh masyarakat Dusun Wates agar dapat melakukan pengelolaan sampah plastik. Sehingga, dengan adanya pengolahan tersebut diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan. Serta, menjadikan kegiatan ini sebagai kegiatan yang berkelanjutan.
"Semoga saja dengan adanya kegiatan pengabdian ini, masyarakat Dusun Wates dapat memanfaatkan sampah menjadi barang yang lebih berguna dan lebih sadar akan kebersihan lingkungan sekitarnya. Kalau bukan dimulai dari kita, lalu siapa lagi?" pungkas Distya.
Sosialisasi mengenai pemanfaatan sampah plastik yang dilakukan oleh Tim KKN Untidar Kelompok 140 dilakukan dengan memperlihatkan secara langsung mengenai alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan ecobrick. Kemudian, mahasiswa tersebut juga menjelaskan mengenai tahapan pembuatan ecobrick.Â
Dimulai dari pengumpulan sampah plastik, seperti botol plastik, kantong plastik, sampah bekas kemasan makanan, deterjen, minuman, dan sampah plastik lainnya. Kemudian, sampah yang telah dikumpulkan dicuci hingga bersih lalu dikeringkan di bawah sinar matahari. Selanjutnya, sampah yang sudah kering dimasukkan ke dalam botol plastik dan dipadatkan hingga keras dan kuat. Hasil dari pengelolaan sampah dengan metode ecobrick dapat berupa kursi, meja, tiang atau plang jalan, gapura, dan masih banyak lagi.
Kegiatan yang dilaksanakan pada tanggal 26 Juli dan 28 Juli 2024 ini mendapatkan respon yang baik dari Kepala Dusun Wates dan masyarakat juga sangat antusias untuk mengikuti kegiatan tersebut. Dalam acara tersebut masyarakat juga turut aktif bertanya mengenai ecobrick tersebut. Dengan adanya kegiatan sosialisasi tersebut mahasiswa KKN berharap masyarakat Dusun Wates dapat melakukan pengelolaan terhadap sampah plastik.
"Dengan adanya kegiatan sosialisasi ini, semoga ke depannya tidak ada sampah plastik yang menumpuk dan masyarakat juga tidak lagi membakar sampah plastik yang dapat mengakibatkan polusi udara dan resiko-resiko yang dapat mengakibatkan kerusakan lingkungan hidup yang lainnya," tutupnya. (*)Â
Reporter : Tim KKN Universitas Tidar Kelompok 140
Penulis : Syavira Puspita Nurkamila
DPL :Ir. Fuad Hilmy, S.T., M.T., IPP
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H