Mohon tunggu...
Syavira Fauziah Sadana
Syavira Fauziah Sadana Mohon Tunggu... Mahasiswa - S1 MANAJEMEN

UNIVERSITAS JEMBER

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mengakhiri Segala Bentuk Kemiskinan

9 Oktober 2021   12:45 Diperbarui: 9 Oktober 2021   12:55 252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sampai saat ini kemiskinan masih banyak menjadi beban di seluruh dunia. Bisa terlihat hingga saat ini isu kemiskinan akan terus menjadi persoalan dunia yang tidak akan pernah hilang. 

Bagi negara Indonesia saat ini sendiri masih menjadikan persoalan kemiskinan sebagai beban yang berat, terutama jika menyangkut dengan isu kesenjangan yang semakin melebar seperti antara si kaya dan si miskin. Sekarang tampak nyata kalau si kaya akan semakin kaya dan di miskin akan semakin terpuruk. 

Dari sebagian orang pasti memiliki keterbatasan, namun dengan keterbatasan itu mereka harus berubah dengan seiring berjalannya waktu, karena mereka masih bisa berkarya dengan kemampuan lain yang mereka miliki untuk bisa merubah kehidupannya yang lebih baik lagi.

Kemiskinan dapat diartikan sebagai ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seseorang yang meliputi kebutuhan makanan, pakaian, tempat tinggal, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, atau pun sulit terbukanya akses untuk kemajuan pendidikan yang ada, dan kurang nya lapangan pekerjaan. 

Semakin banyak orang pengangguran maka akan semakin banyak pula orang miskin di negara indonesia ini, karena jika orang itu menjadi pengangguran maka mereka tidak bisa mendapatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan mereka. 

Padahal kebutuhan setiap orang akan semakin bertambah setiap harinya. Dan juga jika warga negara sekarang ini masih buntu dalam masalah pendidikan, tidak adanya pengetahuan wawasan yang luas, maka rakyat tidak akan bisa memperbaiki kehidupannya dimasa yang akan datang.

Pemerintah berperan aktif dalam mengatasi kemiskinan ini dengan cara menyediakan lebih banyak lagi lapangan pekerjaan. Namun bukan hanya pemerintah saja yang harus berperan dalam mewujudkan negara anti kemiskinan, masyarakat juga dituntut untuk ikut andil dalam mensejahterakan kehidupannya. 

Jika masih belum ada lapangan pekerjaan baru, masyarakat juga bisa berusaha untuk menciptakan lapangan pekerjaan sendiri agar memudahkan masyarakat untuk keluar dari kemiskinan, karena lapangan pekerjaan yang dibuat sendiri itu lebih banyak menguntungkan diri sendiri dan masyarakat lain yang membutuhkan pekerjaan.

Jika kemiskinan terus saja terjadi, maka akan banyak pewaris generasi yang akan mendapatkan gizi buruk atau kekurangan gizi, banyak orang mudah terpapar penyakit, dan akan banyak sekali generasi penerus bangsa yang akan kekurangan pendidikan. Bahkan kemiskinan akan menjadi sumber masalah bagi negara ini, dan kemiskinan pula yang akan menjadi beban negara saat ini dan masyarakat.

Musuh utama bagi bangsa sekarang ini adalah kemiskinan, sebab di negara-negara berkembang seperti ini masih banyak sekali terjadi kemiskinan di masyarakat-masyarakat rendah. Karena kebijakan-kebijakan yang dilakukan bersifat struktural dan berupa pendekatan ekonomi semata. 

Semua yang dihitung berupa statistik atau berupa angka-angka, padahal seharusnya dilihat dari segi ekonomis masyarakat tersebut. 

Beberapa strategi yang bisa dilakukan yaitu pertama dengan memberi kesempatan untuk memulai berwirausaha, dengan memberikan pengetahuan pelatihan terlebih dahulu agar usahanya bisa maju. Yang kedua yaitu bisa dengan mengajak kerja sama dengan pihak perbankan agar bisa memberi modal terlebih dahulu. 

Ketiga yaitu setelah modal tersebut cair, maka bisa dipergunakan untuk membeli modal fisik usaha seperti alat-alat untuk usaha, kios jualan, dan lain-lain yang tidak berbentuk dana.

Sampai saat ini kemiskinan menjadi problem di semua negara dan di dunia, karena itu SDG's mempunyai agenda utama yaitu tentang penghapusan kemiskinan di negara ini pada tahun 2030, tidak boleh ada penduduk desa yang masih merasakan kemiskinan. Agenda utama dari SDG's memang sangat luar biasa, agenda tersebut memerlukan dukungan tinggi dari banyak pihak. 

Seperti masyarakat baik di pemerintahan hingga masyarakat yang dari bawah. Dilakukan banyak kampanye-kampanye dan sosialisasi mengenai SDG's ini dengan sangat gancar, dan dengan semangat tinggi, karena dengan semangat perubahan-perubahan itu akan terlihat nyata.

Untuk mengurangi adanya ruang ketimpangan pada saat melakukan program-program pembangunan yang khususnya di daerah perdesaan sangat perlu meningkatkan pengawasan secara berkelanjutan. 

Dalam program dana desa pemerintah setingkat juga perlu berperan dalam masalah pengawasan penggunaan dana desa tersebut agar tidak adanya kesalahpahaman antara data-data dan dana yang dibutuhkan dalam program pembangunan ini.

Banyak wilayah pedesaan yang telah berhasil dalam penerapan dana desa ini, dan secara tidak langsung keberhasilan pengelolaan dana desa akan memberi dampak pada perekonomian masyarakat sekitarnya. Akan terbukanya juga kesempatan kerja dengan peluang kebutuhan tenaga kerja dalam menjalankan pembangunan desa tersebut. 

Dengan cara seperti itu maka kemungkinan besar kemiskinan akan semakin surut. Maka masyarakat secara tidak langsung juga ikut andil dalam membantu pemerintah untuk bisa menyukseskan tujuan dari SDG's hingga akan menuju kehidupan dunia yang lebih sejahtera tanpa adanya kemiskinan.

Daftar Pustaka :

Pascaadm.2021. Kemiskinan dan strategi pengentasannya (pascaadm.ui.ac.id). "Diakses pada 08/10/2021"

Kemendesa.2020. SDGs Desa Nomor 1: Desa Tanpa Kemiskinan (sdgsdesa.kemendesa.go.id). "Diakses pada 08/10/2021"

Detik.2018. SDGs dan Upaya Penurunan Kemiskinan di Indonesia (news.detik.com). "Diakses pada 08/10/2021"

Syavira Fauziah Sadana//210810201041//Kelompok 7

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun