Sebagai penutup, saya akan berbagi pengalaman terkait sikap dan tindakan saat menjumpai hoax. Beberapa saat yang lalu saya dan teman-teman saya mendapati adanya berita kecelakaan beruntun yang terjadi antara 33 mobil, yang terjadi di pintu keluar tol di kota kami. Saat itu kami panik dan kaget, pasalnya baru kali kami mendengar kabar kecelakaan yang luar biasa parahnya seperti ini. Dengan segera teman saya tadi membagikan berita tersebut kepada teman-teman yang lain melalui media sosial, dengan tujuan agar teman-teman lainnya berhati-hati saat melewati TKP (tempat kejadian perkara).
Setelah ia membagikan berita tersebut, saya pun berpikir lebih jauh tentang kebenaran berita tadi. Lalu saya bertanya kepada teman saya, "kamu yakin dengan berita ini?" "Aku tidak yakin" katanya. "Lalu kenapa kamu bagi berita itu" tanyaku. Dengan rasa penasaran akan kebenarannya, teman saya pun segera mencari tahu kebenarannya melalui beberapa situs berita resmi dengan gadgetnya. Setelah beberapa saat memastikan, akhirnya teman saya menemukan fakta yang sebenarnya. Ternyata kecelakaan tadi terjadi antara 5 mobil dan bukan 33. Atas rasa bersalahnya, teman saya dengan segera mengklarifikasi dan membenahi hoax tadi dengan informasi yang sesuai dengan kejadian sebenarnya.
Pengalaman tadi menjadi pelajaran sangat berharga bagi saya dan teman-teman, bahwa tidak semua berita yang kita dapatkan di media sosial adalah benar. Perlu diakan identifikasi kebenarannya, baik melalui situs berita resmi ataupun dengan survey lokasi secara langsung. Kami pun semakin sadar bahwa character bulding perlu dibangun sedini mungkin, agar nantinya lahir generasi yang berkarakter baik dan bermanfaat untuk negeri.
#antihoax #marimas #pgrijateng
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H