Mohon tunggu...
Syauqi Taufiqurrohman
Syauqi Taufiqurrohman Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Tertarik pada akuntansi dan keuangan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mahasiswa Undip Ciptakan Modul Cara Membuat Sistem Penganggaran Sederhana

25 Agustus 2022   08:57 Diperbarui: 25 Agustus 2022   09:05 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemalang -- UMKM Arum Cempaka yang terletak di Desa Cibelok, Kecamatan Taman, Kabupaten Pemalang menjadi tempat pengabdian mahasiswa Undip melalui program KKN Tematik yang bertemakan "Pengembangan Potensi Desa Batik Cibelok Kabupaten Pemalang Sebagai Desa Kreatif Guna Mengurangi Tingkat Pengangguran Dengan Upaya Branding Dan Pemanfaatan Teknologi Promosi Produk."

Desa Cibelok, memiliki sebuah potensi yang menjanjikan apabila potensi tersebut dikembangkan dan dijaga. Potensi tersebut yaitu adanya sentra batik khas Pemalang. Menurut ketua tim KKN Tematik, Syauqi Taufiqurrohman, batik ini belum banyak dikenal oleh masyarakat bahkan masyarakat Pemalang sendiri. "Batik khas Pemalang memang ada tapi masyarakat Pemalang sendiri belum banyak mengetahui bahwa di Desa Cibelok terdapat sentra batik padahal apabila banyak diketahui dan dikembangkan akan menjadi daya tarik bagi masyarakat dan dapat memajukan desa," katanya.

Setelah ditelusuri dan dilakukan wawancara oleh tim KKN Tematik yang beranggotakan 10 mahasiswa dan dengan bimbingan dosen KKN Tematik Ir. R.T.D. Wisnu Broto, M.T. telah menemukan permasalahan dari tidak dikenalnya potensi ini beserta solusinya. Masalah yang ditemukan yaitu pengrajin belum mampu melakukan promosi melalui media sosial, alat-alat produksi batik banyak yang rusak, dan masalah utama yaitu sulitnya modal untuk menjalankan usaha. Hal ini dijelaskan oleh Ibu Siti Masrotin selaku pemilik UMKM Arum Cempaka "Kami pengrajin batik ini banyak orang-orang tua yang kurang memahami teknologi jadi untuk promosi kami hanya dari mulut ke mulut. Selain itu, kami kurang memiliki modal untuk mengembangkan usaha pengolahan batik ini," katanya.

Output kegiatan KKN Tematik. Sumber: dokumen pribadi
Output kegiatan KKN Tematik. Sumber: dokumen pribadi

Untuk mengatasi masalah tersebut mahasiswa membuat program-program yang diantaranya memperbaiki alat batik yaitu gawangan sebagai upaya peningkatan produksi membatik. Kemudian melakukan promosi langsung melalui acara Car Free Day di Alun-alun Pemalang setiap minggu dan promosi tidak langsung melalui media sosial serta membuat buku referensi sebagai upaya pemasaran. Untuk mengatasi modal diberikan sebuah pelatihan pembuatan sistem penganggaran dan modul sebagai alat bantu.

Pelatihan sistem penganggaran ini dilakukan oleh Syauqi Taufiqurrohman yang juga merupakan mahasiswa jurusan Akuntansi Undip. Dengan pelatihan ini pemilik UMKM yang juga merupakan pengrajin batik dapat mengelola keuangan usahanya sehingga tidak akan memiliki kesulitan modal. "Salah satu penyebab kesulitan modal atau keuangan yaitu tidak dapatnya pemilik usaha mengatur keuangan usaha," ucap Syauqi. Jika dilihat lebih mendalam penyebab kesulitan modal juga disebabkan oleh dicampurnya uang usaha dan uang pribadi, tidak adanya batasan penggunaan uang, dan masih memiliki pemikiran bahwa dengan membeli banyak barang sebagai cadangan barangkali akan banyak pembeli.

Modul Cara Pembuatan Sistem Penganggaran. Sumber: dokumen pribadi
Modul Cara Pembuatan Sistem Penganggaran. Sumber: dokumen pribadi

Dari berbagai penyebab tersebut maka mahasiswa KKN Tematik Desa Cibelok berhasil menciptakan langkah-langkan pembuatan sistem penganggaran sederhana yang ditulis dalam sebuah modul. Dalam modul tersebut dijelaskan mengenai definisi anggaran, pentingnya sistem penganggaran, langkah-langkah membuat anggaran, dan langkah menganalisis anggaran. Dengan sistem penganggaran yang telah dibuat pelaku usaha memahami bahwa dalam mengatur keuangan perlu adanya pembatas agar tidak terjadi pemborosan atau kekurangan barang maupun biaya. Dengan demikian pemilik UMKM dapat mengetahui dan mengevaluasi atas biaya yang dikeluarkan untuk menjalankan operasional usaha. Pada akhirnya permasalahan modal akan dapat teratasi karena pengelolaan keuangan dengan basis sistem anggaran.

Penulis : Syauqi Taufiqurrohman, Mahasiswa Akuntansi, Fakultas Ekonomika dan Bisnis, KKN Tematik Universitas Diponegoro 2022, Desa Cibelok, Kecamatan Taman, Kabupaten Pemalang
Dosen Pembimbing Lapangan : Ir.R.T.D Wisnu Broto, M.T.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun