KH basyir al mujtaba, seorang tokoh agama yang dikenal di desa wedi. Beliau yang berjasa dengan Islam di desa wedi, selain itu beliau lah yang menyebarkan salak didesa wedi. Hingga sekarang desa wedi mempunyai julukan desa salak.
Menurut keteranga Miftahurrohmah, KH basyir al mujtaba bukan asli dari wedi, melainkan masih ada keturunan dari pondok bungah gresik. Yang kemudian mencari ilmu di Syaikhona Kholil Bangkalan. Masih belum jelas kapan tepatnya beliau datang di desa wedi.Â
Namun beliau didatangkan oleh kepala desa pada masa itu yang bernama mbah Abu bakar dan sekertarisnya mbah Jabbar. Mengingat desa wedi pada saat itu dihuni oleh perampok ,dan abangan. Maka mbah Abu bakar selaku kepala desa pada saat itu mencari seorang ulama untuk menuntuk warga desa wedi ke jalan yang benar.Â
Dan beliau menemui syaikhona mbah kholil untuk meminta salah satu santrinya agar bersedia tinggal dan sekaligus menyebarkan agama islam pada waktu itu. Maka Syaikhona Kholil menunjuk KH Basyir Al Mujtaba untuk ikut dengan mbah Abu Bakar.
Ketika KH basyir Al Mujtaba pamit kepada Syaikhona mbah kholil. Diberikanlah satu janjang buah salak (bongkol)."mbah kholil berpesan kepada mbah basyir al mujtaba untuk bijinya di tanam dan ketika sudah mempunyai buah, salaknya bisa untuk suguh tamu".Tutur Miftahurrohmah.Â
Lalu mbah basyir pun datang ke desa wedi dan disambut dengan sangat meriah. Mbah basyir pun ditandu dan diarak. Mbah basyir tinggal di tanah sekitar masjid baiturrahman wedi. Dan beliau membangun pondok di tanah tersebut.
Dan sesuai pesan gurunya. Di tanamlah biji salak tersebut di pekarangan rumahnya. Dan hasilnya, hingga mbah basyir telah wafat seluruh desa wedi sekarang hampir semuanya mempunyai salak dipekarangan rumahnya.Â
Salak peninggalan mbah basyir bukan hanya menyebabr ke satu desa, melainkan menyebar lagi ke desa tetangga Tanjung Harjo,Ngitik, Kali Anyar dan Tapelan
Tidak ada yang tahu pastinya hingga umur berapa beliau wafat. Namun yang beredar adalah cerita kehebatan kehebatan beliau pada saat memerangi dan berdakwah di tengah tengah kaum abangan.Â
Menurut Mutmainnah diceritakan beliau dahulu pernah didatangi oleh sekawanan perampokdi rumahnya. Perampok tersebut sudah bersiap untuk memenggal kepala mbah Basyir.
Setibanya di rumahnya mbah basyir, sekelompok perampok tersebut pun berteriak meminta mbah Basyir keluar sambil menghunus pedang.Â