Mohon tunggu...
Syauqina Effendy
Syauqina Effendy Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pemimpi

Jangan tanya siapa aku karena aku juga belum tahu.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Fiksi Mini | Hitam dalam Putih

29 Juni 2024   21:13 Diperbarui: 29 Juni 2024   21:24 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Kebohongan lancar mengalir dari mulut-mulut orang. Mereka tanpa ragu mengalirkan itu kepada orang terdekatnya. Kebohongan berbentuk bintik kecil hitam seperti tahi lalat Nenek yang hinggap di atas bibirnya. Dan asal kautahu, dunia ini berwarna hitam, pekat. Terlalu banyak warna hitam sampai-sampai kejujuran yang putih tertutup menjadi keabuan. 

Janji-janji manis terlalu manis untuk ditelan sebagai kudapan. Maka orang-orang menjadikannya makanan pokok. Kerancuan yang muncul dari liukan lidah orang seolah terlihat benar dan sempurna. 

Telingaku muak mendengar omongan hitam dari orang yang paling ingin kuberi kepercayaan. Oh, wahai, mengapa kau berbohong? Kau bisa mengatakan kejujuran padaku sembari berpesan agar merahasiakannya. 

Kata kepercayaan terlahir untuk mendampingi orang jujur. Kau bisa mengalirkan kejujuran padaku sembari kuberi kau kepercayaan. 

Dan wahai, siapa orang yang kuberi kepercayaan dan tetap berbohong? Apa perlu kuhitung berapa kali kau berbohong padaku?

Aku tersenyum mual. Dia terlalu manis untuk kebohongan-kebohongan yang ingin dipercaya.


Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun