Ketiga, Syaikh Muhammad bin Abi Bakar mengutip sebuah hadits Nabi dari Abu Dzar al-Ghifari dalam kitab al-Mawaidz al-Usfuriyah. Abu Dzar berkata, "Ya Rasulullah, ajarkan aku satu perbuatan yang mendekatkan aku ke surga dan menjauhkan aku dari neraka."
"Apakah termasuk kebaikan kalimat "Laa Ilaaha Illaahu", Abu Dzar bertanya, "Jika kamu melakukan kejelekan, maka ikutilah dengan kebaikan". "Benar, bahkan kalimat itu adalah yang terbaik di antara yang baik," jawab Nabi.
Keempat, dia menceritakan dari Abu Hurairah bahwa dia mendengar Nabi bersabda, "Amal seseorang tidak akan memasukkan seseorang ke dalam surga." Para sahabat bertanya, "Engkau juga tidak, wahai Rasulullah?" Nabi menjawab, "Aku pun tidak. Itu semua hanyalah karena karunia dan rahmat Allah." (HR. Bukhari).
Empat tujuan retorika diperkenalkan sebagai tujuan pedagogik: korektif, instruktif, sugestif, dan defensif. Tujuan dakwah di atas dapat dicapai dengan memanfaatkan keempatnya.
Tujuan retorika berdasar isi, cara, dan pedagogik. Semuanya dianggap memiliki kemampuan untuk mencapai tujuan dakwah, yaitu amar makruf dan nahi mungkar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H