Mari kita bahas sisi lain dari penyalahgunaan ini.
Diawal sudah kita bahas dan kita simpulkan bahwa kalimat insya Allah setidaknya memiliki makna berikut:
1. Keyakinan kepada takdir Allah bahwa takdirNya akan selaras dengan rencana kita.
2. Kita sudah ikhtiar atau siap ikhtiar. Karena syarat tawakkal dengan keputusan Allah adalah ikhtiar maksimal. Begitulah menurut ajaran islam.
Maka jika kita mengucapkan insya Allah tapi tak memenuhi makna insya Allah seperti diatas, maka anda telah menyalahgunakan kalimat thayyibah. Ini berbahaya jika anda lakukan terus menerus karena akan menjadi dosa. Bukan dosa karena anda salah makna,.tapi dosa berbohong. Lho kok berbohong? Ya iyalah, anda membuat orang mengira bahwa anda akan menepati janji anda, atau bahwa anda.akan merealisasikan rencana anda. Bawa-bawa Allah lagi. Gimana orang ga percaya coba? Tapi alangkah kecewanya mereka saat anda tak menepati janji atau rencana anda padahal anda sudah mengucapkan insya Allah. That feel.... Yah serasa dibohongi lah. Apalagi jika (naudzubillah) anda melakukannya terus menerus. Anda memang layak dianggap pembohong. Sekali lagi, naudzubillah.
Solusinya, jika anda tak yakin dengan janji atau rencana anda sendiri, jangan bawa-bawa insya Allah. Itu namanya memperkosa maknanya. Jujur saja bahwa anda agak ragu, dan minta supaya dibimbing dan dimotivasi. Gitu aja kok repot? Dan bagi anda-anda yang pernah jadi korban insya Allah palsu, sering-seringlah bersabar. Sekaligus anda juga harus terbiasa memojokkan orang yang menyalahgunakan kalimat insya Allah supaya jujur, apa benar insya Allah yang anda ucapkan?
Sekian. Terima kasih.
-Khartoum, Sudan-
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H