Mohon tunggu...
Syauban Anas
Syauban Anas Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Penyuka Kopi dan Musik Enak

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kompol BG dan Doa Malinda Dee yang Terjawab

14 Januari 2015   06:28 Diperbarui: 4 April 2017   17:42 1385
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari ini, kompol BG menjadi trending topik pemberitaan hampir semua media. Mengalahkan penemuan VCR airasia QZ 8501 yang paling dicari-cari.
KPK menangkap kompol BG dengan tuduhan aliran dana di rekening kompol BG yang mencurigakan. Memang beberapa hari terakhir kompol BG menjadi headline utama seiring pengajuan dirinya menjadi salah satu pucuk pimpinan kepolisian di negeri ini.
Nyaris tanpa pesaing, kompol BG diprediksi melenggang mulus menuju kursi POLRI 1 sebelum akhirnya mimpi mimpi indah kompol BG dibuyarkan KPK pimpinan Abraham Samad.
Dalam pencalonan menjadi pucuk pimpinan POLRI Jaminannya sudah jelas rekomendasi dari mami Presiden. Tidak ada yang bisa mengalahkan rekomendasi dari mami Presiden. DI negeri ini titah dari mami adalah amanat konstitusi tertinggi, lebih tinggi dari UUD 45. Setelah sebelumnya "konstitusi mami" berhasil mengantarkan Dewa Palguna sebagai hakim konstitusi dan Prasetyo sebagai Jaksa Agung kini mami juga berusaha menjadikan ajudan kesayangannya yaitu kompol BG sebagai kapolri. Namun sayang, kali ini KPK bergerak lebiah cepat dan mengendus kasus kompol BG dan langsung menjadikan kompol BG sebagai tersangka kasus pencucian uang.
Lalu ada hubungan apa antara kompol BG dengan inong malinda seperti saya tulis di judul di atas ?

Masih ingat, pada tahun 2011, seorang AO senior Citybank, Inong Malinda atau yang lebih kita kenal sebagai Malinda Dee tertangkap dengan tuduhan pencucian uang dan pembobolan uang lebih dari 100 nasabahnya.
Kasus yang dihebohkan pada tahun 2011, melebihi hebohnya pembobolan bank century oleh beberapa kroni dari rezim terdahulu. Waktu itu masyarakat mulai dari pengamat "profesional" hingga perbincangan di warung kopi pinggir jalan ramai dengan aksi menghujat Malinda dee. Padahal, Malinda Dee g nyolong duit mereka sepeser pun. Yang dibobol oleh Malinda Dee adalah duit nasabah kelas kakap CityBank.
Waktu itu saya sampai menulis di rubrik sebuah surat kabar ( meskipun tidak dimuat ) tentang kejanggalan kasus Malinda Dee.
Selama hampir 3 tahun, Malinda Dee aman menjalankan aksinya. Hingga pada akhirnya ada nasabahnya yang melapor. Siapa yang melapor pertama kali ?
Yes ... pelapornya bernama KOMPOL BG. waktu itu, Kompol BG adalah Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan Polri dengan pangkat Inspektur Jenderal. Dialah perwira polisi yang disebut-disebut sebagai pihak yang melaporkan Inong Malinda.
Bahkan kompol BG juga secara terang-terangan waktu itu mengakui sebagai salah satu korban dari Malinda Dee. Saya tidak tau ada maksud dan tendensi apa dari kompol BG waktu itu melaporkan Malinda Dee, namun kuat dugaan saya, duitnya yang bermilyar-milyar habis dipakai Malinda Dee untuk membeli Ferari serta memberi uang saku kepada Andika Gumilang,
Meskipun Kapolri waktu itu, Timur Pradopo langsung pasang badan membela anak buahnya dan langsung menutupi keterlibatan anak buahnya dengan langsung mengamankan teller ( namanya lupa ) serta andika gumilang dan tak lupa mobil-mobil mewah termasuk ferarri miliki Malinda Dee. Dan nama Kompol BG pun meredup dan kasus rekening gendut polisi menghilang berganti kasus demi kasus yang datang dan pergi silih berganti.
Kini Kompol BG pun harus bersiap mendiami jeruji tahanan KPK. Saran saya untuk kompol BG, segera sembunyikan istri-istri muda anda, jangan seperti Irjen DS yang lupa menyembunyikan istri-istri mudanya akhirnya ketahuan juga punya 3 istri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun