Panas yang amat menyengat memasuki ruang kamar
Kipas yang terus berputar seperti tak mempunyai arti
Bahkan tak ada rasa hembusan angin yang keluar
Hingga terbangun dengan keringat yang membasahi
Detik jam yang terus berputar
Berdetak mengelilingi tanpa henti
Kesunyian amat terasa disekitar
Membuat makna lebih pada diri ini
Ahh, sudahlah ...
Untuk apa aku terus memikiri
Caci maki yang datang bertubi-tubi
Hanya kan ada rasa sakit yang menyelimutiÂ
Bahkan rasa takut pada keramaianpun menghampiri
Membuat kenyamanan dalam kesunyian hari
Seperti rasa lebih nyaman dalam keadaan sendiri
Setiap hari ...
Iya, setiap hari ia lontarkan caci maki
Tak henti-henti ia mem-bully pada diri ini
Tak ada belas kasih yang ia beri
Datang mengahmpiri hanya tuk melontarkan maki
Tertawa senang lalu Kembali pergi
Seperti makhluk yang tak mempunyai hati
Kemana itu?
Kemana itu letak hati Nurani
Mencaci orang seperti tak terbebani
Amat ringan bibir itu tuk mencaci
Mem-bully tak henti-henti
Sungguh, hati ini sangat amat tersakiti
Aku tahu kawan ...
Ku tahu bahwa aku jauh dari kata sempurna
Dan diri ini tak mempunyai apa-apa
Hidup dengan kesederhanaan saja
Kekurangan yang ada dimana-manaÂ
Dengan kekurangan ini ku kan berusaha
Membuktikan apa yang aku bisa
Bahwa kau salah dengan apa yang kau kata
Walau kata mustahil selalu ada di kepala
Tapi setidaknya aku berusaha
Masalah hasil tuhan yang lebih kuasa
Ohh tuhan ...
Kau kan menjadi saksi atas apa yang ku kata
Walau butuh pengorbanan yang tak ku kira
Tapi aku yakin kau kan selalu ada
Dalam usaha dan setiap do'a
Setiap langkah ku yakin ada berkah
Berjalan menuju satu arah
Sedikit demi sedikit ku melangkahÂ
Untuk membuktikan apa yang ia ucap itu salah
Ku yakin bahwa aku bisa membuktikan-nya wahai pencercah
Bersiaplah kau wahai manusia yang tak mempunyai nurani
Orang yang ter-bully ini kan memberi sebuah bukti
Bahwa bully-an mu tak jauh beda dengan kotoran Babi
Tertawalah sekarang kau wahai pencaci
Berkatmu ada hal yang membuatku termotivasi
Dan semangat itu selalu datang menghampiri Â
Kau salah!Â
Kau amat sangat salah wahai pencaci
Kan ku beri bukti di suatu hari nanti,
Camkan itu wahai makhluk tak berhati nurani!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H