Mohon tunggu...
Syarwan Edy
Syarwan Edy Mohon Tunggu... Mahasiswa - @paji_hajju

Membaca akan membantumu menemukan dirimu.

Selanjutnya

Tutup

Roman

Ubur-ubur Ikan Lele, Sekarang Asing kan Lee?

31 Januari 2025   08:21 Diperbarui: 31 Januari 2025   08:21 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tidak bisakah kita tetap baik-baik saja? (dok. Jessica Auryn)

Ubur-ubur Ikan Lele, Sekarang Asing kan Lee?

Ternyata menjadi asing itu menyebalkan, ya. Di antara kita yang dulunya begitu dekat, kini terpaksa berpura-pura seolah-olah kita tidak saling mengenal. Setiap detik berlalu terasa seperti seribu tahun, dan setiap senyuman yang kita bagi kini terasa seperti dagangan kosong.

Hal-hal yang pernah kita lewati sekian hari, semua itu kini sama sekali tidak ada artinya. Segala tawa dan tangis kita terbang jauh, seperti embun pagi yang menguap saat matahari terbit. Ah, apa cuma aku saja yang merasa jika kita ini terlalu menyedihkan?

Usai kisah? Usang kita? Pertanyaan itu terus berputar dalam benakku. Kita berdua tahu, meski kata "usai" terucap, di dalam hati masih ada ruang yang penuh dengan kenangan. Apakah kita benar-benar bisa melupakan?

Berawal dari asing, kemudian dekat, lalu menjadi asing kembali. Ternyata benar, semua akan kembali asing pada waktunya. Seperti pasir yang terhempas ombak, kita pun terpisah oleh waktu yang tak bisa kita kendalikan.

Setelah kita selesai, kita saling berpura-pura siapa yang paling bahagia. Padahal, rasanya masih sama-sama tersiksa. Di balik senyuman yang kau tunjukkan, aku bisa merasakan kesedihan yang terpendam. Kita terperangkap dalam kebohongan yang kita ciptakan sendiri.

Kau di sana! Berpura-pura bahagia dengan yang baru. Namun, aku tahu, kau masih memeluk erat rinduku, seperti parfum yang tak hentinya kau cium. Aroma kenangan itu tak akan pernah pudar, meskipun kita berusaha untuk mengabaikannya.

Kita tidak benar-benar usai. Sejauh apapun kita berpisah, nyatanya masih ingin bertukar hati. Dalam setiap detak jantungku, ada namamu yang terukir. Meski kita sekarang seperti dua orang asing, namun bukankah dulu kita pernah saling?

Saling mengetahui keinginan---kekurangan masing-masing. Rindu ini begitu dalam, namun tak terucap. Bagaimana bisa kita melupakan semua cerita indah yang pernah kita ukir? Kami berdua adalah bagian dari satu cerita yang tak akan pernah utuh tanpa satu sama lain.

Kita pernah tertawa bersama di bawah rintik hujan, hingga kita pernah menangis di bawah langit malam yang gelap. Momen-momen itu kini hanya tinggal bayangan, tapi rasa itu tetap hidup, terjebak dalam ingatan yang tak bisa kita hapus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Roman Selengkapnya
Lihat Roman Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun