Sampai akhirnya nanti, ketika kau dituntun takdirmu untuk menemukan seseorang yang lebih baik dariku, semoga kau tak lupa. Dulu kita pernah sedekat nadi, namun sekarang sejuah matahari. Takdir ini kejam, memisahkan kita untuk selamanya.
Setiap kenangan kita terukir jelas di dalam benakku. Seperti ukiran di kayu, meski waktu berlalu, bentuknya tetap ada. Kenangan itu adalah harta karun yang hanya kita berdua yang bisa menghargainya.
Ketika aku melihatmu menghapus jejak kita, hatiku hancur. Harapan yang dulu kita bangun kini runtuh seiring dengan hilangnya senyummu. Dalam setiap detik kesunyian, aku merindukanmu lebih dari yang bisa diungkapkan oleh kata-kata.
Namun, walau kita kini asing, cinta itu tetap ada. Ia tak pernah mati, hanya terpendam dalam hati. Mungkin kita tak bisa kembali, tetapi ingatlah, kau akan selalu menjadi bagian dari diriku, selamanya.
Paji Hajju
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI