Mohon tunggu...
Syarwan Edy
Syarwan Edy Mohon Tunggu... Mahasiswa - @paji_hajju

Membaca akan membantumu menemukan dirimu.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Isra' dan Mi'raj: Muhammad adalah Representasi Allah Secara Ilmiah

26 Januari 2025   14:09 Diperbarui: 26 Januari 2025   14:09 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menggali Makna Isra Mi'raj: Muhammad Sebagai Citra Ilahi (dok. yahyaTube)

Para sufi memandang Isra Mi'raj sebagai perjalanan meninggalkan dunia yang rendah menuju langit yang tinggi. Ini adalah perjalanan yang sangat didambakan oleh setiap pengamal tasawuf. Dr. Jalaluddin Rakhmat menekankan bahwa salah satu momen paling penting dalam Isra Mi'raj adalah ketika Rasulullah SAW berjumpa dengan Allah SWT. Dalam pertemuan ini, Rasul mengungkapkan penghormatan yang mendalam kepada Sang Pencipta.

Seyyed Hossein Nasr dalam bukunya, "Muhammad Kekasih Allah," menjelaskan bahwa pengalaman ruhani yang dialami Rasulullah SAW saat Mi'raj mencerminkan hakikat spiritual dari salat. Salat, dalam pandangan ini, adalah mi'raj-nya orang-orang beriman. Oleh karena itu, perjalanan Rasulullah SAW mengandung urutan dan makna yang dalam.

Isra Mi'raj terbagi menjadi dua bagian penting: Isra, di mana Nabi diperjalankan dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa, dan Mi'raj, di mana beliau dinaikkan ke langit hingga Sidratul Muntaha. Di sinilah Nabi Muhammad SAW menerima perintah langsung dari Allah SWT untuk menunaikan salat lima waktu, yang menjadi salah satu pilar utama dalam ibadah Islam.

Pertanyaan mendasar muncul seputar hikmah di balik perjalanan Nabi ke Masjidil Aqsa sebelum naik ke langit. Salah satu hikmahnya adalah untuk menegaskan hubungan Nabi Muhammad dengan golongan Ibrahim AS. Dengan demikian, hal ini menghindari tuduhan bahwa beliau tidak memiliki ikatan dengan tradisi kenabian yang lebih luas.

Hikmah lain dari perjalanan ini adalah untuk memperlihatkan tanda-tanda kebesaran Allah kepada Nabi, terutama saat da'wah berada dalam masa-masa sulit. Allah memberikan inspirasi dan motivasi kepada Nabi dengan mempertemukannya dengan nabi-nabi sebelumnya. Hal ini menjadi pelajaran bagi para da'i bahwa kesulitan bukan berarti Allah tidak mendengar doa mereka.

Peristiwa Isra Mi'raj adalah momen berharga bagi umat Islam, karena di sinilah salat lima waktu diwajibkan. Tak ada Nabi lain yang mendapatkan pengalaman seperti ini, yang menjadi tonggak penting dalam ajaran Islam. Namun, peristiwa ini juga mengandung kesedihan bagi Rasulullah SAW.

Dari pengalaman langit tersebut, terdapat nilai-nilai penting yang dapat diambil dalam konteks kepemimpinan. Integritas moral menjadi hal yang sangat penting, sebagaimana tergambar dalam proses pembersihan hati Nabi sebelum menerima wahyu. Dalam konteks Indonesia, hal ini dapat diartikan sebagai reformasi moral yang harus dimulai dari tingkat aparaturnya.

Selain integritas, penting untuk belajar dari sejarah. Nilai-nilai yang ada dalam sejarah dapat menjadi pedoman dalam menjalankan kepemimpinan yang baik. Dengan memelihara nilai lama yang baik dan mengadopsi nilai baru yang lebih baik, kesinambungan sejarah dapat terus dipertahankan.

Kepemimpinan yang baik juga memerlukan konsistensi dan disiplin. Seorang pemimpin harus mampu merundingkan persoalan dengan baik, tidak bersikap sok tahu, dan tidak mempersulit yang dipimpin. Ini mencerminkan prinsip keadilan dan kesetaraan di hadapan hukum.

Kebijakan seorang pemimpin harus membumi dan menyentuh kebutuhan rakyat. Dalam peristiwa Isra Mi'raj, Nabi Muhammad SAW menunjukkan kepedulian kepada umat manusia, bahkan setelah mengalami pertemuan langsung dengan Allah. Ini adalah contoh nyata bahwa kebijakan pemimpin harus berorientasi pada kemaslahatan rakyat.

Amanat untuk menegakkan salat juga mengandung simbolisme penting dalam kepemimpinan. Salat mengajarkan hubungan antara hamba dan Tuhannya, serta antara manusia dengan sesamanya. Proses pelaksanaan salat dimulai dengan kesucian, mengagungkan Asma Allah, dan diakhiri dengan doa keselamatan bagi umat manusia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun