Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Anwar Abbas, juga mendukung rencana libur sekolah selama Ramadhan, tetapi menekankan bahwa hal ini tidak berarti anak-anak sepenuhnya berhenti belajar. Ia mengusulkan pemanfaatan metode pendidikan alternatif, seperti pembelajaran online. Dengan cara ini, perkembangan siswa tetap dapat dipantau meskipun mereka tidak berada di sekolah.
Anwar Abbas menegaskan bahwa pendidikan tidak hanya terbatas di sekolah, tetapi juga berlangsung di rumah dan masyarakat. Orang tua dan masyarakat memiliki peran penting dalam mendidik anak-anak. Dengan melibatkan mereka dalam proses pendidikan, anak-anak dapat belajar dari pengalaman sehari-hari dan interaksi sosial yang terjadi di sekitarnya.
Kesepakatan mengenai libur sekolah selama Ramadhan melibatkan koordinasi lintas kementerian. Hal ini menunjukkan bahwa pemerintah berupaya untuk mencapai keputusan yang terbaik bagi siswa dan masyarakat. Dengan melibatkan kementerian agama dan dalam negeri, diharapkan kebijakan ini dapat dijalankan dengan baik dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Saat ini, masyarakat masih menunggu pengumuman resmi mengenai libur sekolah selama Ramadhan. Dengan adanya Surat Edaran yang akan dikeluarkan, diharapkan informasi tersebut dapat segera tersampaikan kepada publik. Masyarakat berharap keputusan ini dapat membantu mereka dalam merencanakan kegiatan selama bulan puasa.
Keputusan mengenai libur sekolah selama Ramadhan menjadi momentum untuk mengevaluasi sistem pendidikan yang ada. Diharapkan, kebijakan ini bisa menjadi langkah awal untuk menciptakan pendidikan yang lebih berkelanjutan dan sesuai dengan nilai-nilai agama. Dengan begitu, siswa dapat tumbuh menjadi generasi yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga memiliki karakter yang baik.
Paji Hajju
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI