Mohon tunggu...
Syarwan Edy
Syarwan Edy Mohon Tunggu... Mahasiswa - @paji_hajju

Membaca akan membantumu menemukan dirimu.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Kehidupan yang Tak Terdefinisi

23 Januari 2025   07:28 Diperbarui: 23 Januari 2025   07:28 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika Semua Orang Adalah 'Sesuatu'

Hidup mengejar label-label dari manusia itu melelahkan. Seolah-olah kita berada dalam perlombaan yang tak pernah kita daftarkan. Setiap langkah kita diawasi, setiap keputusan dicap dengan stigma. Tujuh miliar lebih manusia, dan tujuh miliar pula keinginannya. Kita pun terjebak dalam lingkaran setan, mencoba menyenangkan semua orang, sementara jiwamu sendiri terus terabaikan. Kenapa kita harus tertekan oleh pandangan orang lain, seolah-olah hidup kita adalah film yang harus selalu ditonton?

Jalan paling mungkin adalah sesuai dengan yang tenang untuk jiwamu. Namun, di tengah hiruk-pikuk kehidupan, suara hatimu sering kali tenggelam. Kau yang paling tahu itu, tetapi terkadang, pengetahuan itu terasa seperti beban. Kita terus berlari, mengejar pengakuan, seperti anak kecil yang berusaha mendapatkan bintang dari langit. Padahal, bintang yang paling berharga ada di dalam diri kita sendiri, bukan di luar sana.

Aku nggak peduli dengan label bijaksana darimu. Label-label itu hanya menambah kerumitan hidup. Mereka yang mengklaim diri mereka bijaksana sering kali lupa bahwa kejujuran adalah kunci. Selama segala sesuatu harus ku sampaikan, meski harus dengan kalimat-kalimat bangsat dan tai. Kejujuran yang mentah mungkin tidak selalu menyenangkan, tetapi ia adalah penghilang racun yang paling ampuh.

Aku tak peduli dengan standar baik darimu. Siapa yang menentukan apa itu baik dan buruk? Setiap orang memiliki perspektif yang berbeda. Aku hanya peduli kejujuran dari diri yang harus ku luapkan. Sebuah pengakuan yang tulus, meski kadang terasa pahit. Kamu memang tidak harus terlihat bijaksana. Yang penting, kamu jujur pada diri sendiri.

Meski sebagian orang tak menyukai dirimu, ingatlah bahwa itu adalah hal yang wajar. Tak semua orang akan menghargai apa yang kamu lakukan. Tak apa-apa, toh durian yang enak saja tak semua orang suka. Bahkan jengkol yang lezat masih ada yang ogah menikmatinya. Kita tidak bisa memaksakan selera orang lain pada diri kita.

Percayalah, ada waktunya kamu nggak butuh nasihat apapun. Nasihat itu kadang seperti angin lalu; mereka datang dan pergi tanpa meninggalkan jejak. Kamu cuman perlu jalan aja. Ketika kamu melangkah, kamu akan menemukan jalanmu sendiri. Bacot-bacot basa-basi orang lain nggak ada guna. Kita tidak hidup untuk memenuhi ekspektasi orang lain.

Kalau kamu nggak gerak, ya nggak akan sampai kemana-mana. Hidup ini bukan tentang berhenti dan merenung, tetapi tentang melangkah, meski kadang langkah itu terasa goyah. Ketika kita berhenti, kita hanya akan terjebak dalam rutinitas yang monoton. Berani untuk melangkah, meski dengan risiko yang ada, adalah langkah terbaik.

Dalam dunia yang penuh dengan label, kita sering kali lupa bahwa kebahagiaan sejati datang dari kejujuran pada diri sendiri. Jangan biarkan pendapat orang lain mengubah siapa dirimu. Kamu berhak untuk menjadi dirimu sendiri, tanpa terikat oleh ekspektasi yang membelenggu. Kebebasan itu mahal, tetapi sangat berharga.

Bicara tentang kejujuran, ada kalanya kita harus mengucapkan hal-hal yang tidak nyaman. Tetapi ingatlah, kejujuran yang keras adalah tanda keberanian. Kita tidak perlu lagi bersembunyi di balik kata-kata manis yang hanya akan membuat orang lain merasa nyaman. Lebih baik menjadi diri sendiri, meski itu berarti mengorbankan beberapa hubungan.

Ketika kamu berani jujur, kamu akan menemukan bahwa ada banyak orang yang merasakannya. Mereka yang benar-benar peduli akan menghargai kejujuranmu. Seiring berjalannya waktu, kamu akan menemukan komunitas yang sejalan dengan pandanganmu. Di sinilah kamu akan merasa diterima.

Jadi, biarkan dunia berputar dengan label-labelnya. Kita tidak perlu menjadi bagian dari permainan itu. Yang terpenting adalah menemukan damai dalam diri sendiri. Ketika kamu jujur, kamu tidak hanya membebaskan dirimu, tetapi juga memberi izin kepada orang lain untuk melakukan hal yang sama. 

Akhirnya, ingatlah bahwa hidup ini singkat. Kita hanya memiliki waktu terbatas untuk mengejar kebahagiaan. Jangan biarkan label-label itu menghalangi mu untuk menemukan jalanmu sendiri. Hidup sesuai dengan keinginanmu, tanpa memikirkan apa yang dipikirkan orang lain.

Paji Hajju

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun