Cinta Abadi: Dari Kencan Manis ke Pertengkaran Sehari- hari
Menikah adalah ibadah terpanjang yang menuntut bekal lebih dari sekadar cinta. Seperti maraton yang tak pernah selesai, kita perlu ilmu, mental, finansial, dan persiapan diri yang matang. Jadi, jika kamu berpikir untuk menikah hanya karena teman-temanmu sudah lebih dulu, siap-siaplah menghadapi rintangan yang lebih banyak daripada sekadar garis start.
Sholat yang hanya lima menit itu pun butuh persiapan. Bayangkan jika kamu tidak pernah berlatih, akan sulit sekali untuk mengingat semua gerakan. Nah, menikah itu seperti mengerjakan sholat, tapi selama hidupmu. Kita butuh latihan, bukan hanya sekadar niat.
Puasa yang hanya 12 jam saja bisa bikin kita lemas, apalagi komitmen seumur hidup. Saat berpuasa, kita harus siaga. Begitu juga saat menikah, kesiapan mental dan emosional sangat diperlukan. Jangan sampai kamu baru ingat saat sudah di tengah jalan, bahwa ternyata menikah itu lebih menantang daripada menahan lapar.
Haji, yang butuh persiapan matang selama 40 hari, mungkin terasa lebih mudah dibandingkan dengan menikah. Kenapa? Karena saat haji, kamu sudah tahu apa yang akan kamu hadapi. Sementara menikah, kadang kita hanya tahu sekelumit dari apa yang akan datang. Jadi, siapkan mentalmu!
Menikah bukan sekadar tentang cinta. Dalam pernikahan, komitmen adalah raja. Setiap kali kamu merasa cinta itu memudar, ingatlah bahwa komitmenmu adalah pelita dalam kegelapan. Cinta bisa memudar, tetapi komitmen yang kuat akan selalu ada untuk membimbing mu.
Banyak yang berpikir bahwa semakin lama kamu mengenal pasangan, semakin baik. Namun, kenyataannya, mengenal pasangan bukanlah jaminan. Kadang, orang yang baru dikenal pun bisa jadi teman sejati. Jadi, jangan terburu-buru, kenali pasanganmu dengan baik sebelum melangkah ke altar.
Surga bukanlah tujuan akhir, tetapi sebuah garis finis yang harus diperjuangkan. Jika cinta memudar, ingatlah bahwa tujuan kalian tetap sama. Keterikatan dengan pasangan adalah tanggung jawab yang harus dijalani, bukan sekadar impian indah yang diceritakan dalam lagu.
Pernikahan: Ketika 'Happily Ever After' Berubah Menjadi 'Happily Never After'
Pernikahan sering kali dipandang sebagai puncak kebahagiaan, di mana pasangan saling berjanji untuk hidup bahagia selamanya. Namun, kenyataan menunjukkan bahwa perjalanan cinta tidak selalu mulus. Banyak pasangan menemukan bahwa setelah pernikahan, tantangan baru muncul yang dapat menguji komitmen mereka.