Salah satu faktor yang sering menjadi penyebab pergeseran dari "happily ever after" menjadi "happily never after" adalah komunikasi yang buruk. Ketika pasangan tidak dapat berbicara terbuka tentang perasaan dan harapan mereka, kesalahpahaman dapat berkembang, menciptakan jarak emosional yang signifikan.
Selain itu, perbedaan nilai dan tujuan hidup juga dapat menjadi sumber konflik. Pasangan yang dulunya tampak sejalan bisa saja menemukan bahwa aspirasi mereka berbeda setelah menikah. Ketika kedua belah pihak tidak mampu menemukan titik temu, pernikahan bisa menjadi sumber ketegangan dan ketidakbahagiaan.
Masalah keuangan juga sering kali menjadi penyebab utama perselisihan dalam pernikahan. Stres akibat masalah finansial dapat mengganggu hubungan, dan jika pasangan tidak memiliki rencana keuangan yang jelas, hal ini bisa menambah beban emosional dan memperburuk situasi.
Tentu saja, perubahan dalam kehidupan sehari-hari, seperti tanggung jawab baru sebagai orang tua atau tuntutan pekerjaan, dapat menambah tekanan pada hubungan. Kelelahan dan kurangnya waktu berkualitas bersama sering kali membuat pasangan merasa terasing satu sama lain, sehingga mengurangi kebahagiaan yang diharapkan.
Meskipun banyak tantangan yang dapat mengubah harapan bahagia menjadi kenyataan yang menyedihkan, penting untuk diingat bahwa pernikahan juga membutuhkan usaha dan komitmen. Dengan komunikasi yang baik, saling pengertian, dan kerjasama, pasangan masih dapat mengubah "happily never after"Â menjadi sebuah perjalanan yang lebih berarti dan memuaskan.
Menikah adalah tanggung jawab tiga pihak: kamu, pasanganmu, dan Tuhan. Jangan hanya fokus pada cinta, karena pada akhirnya, tanggung jawab adalah yang akan mengikat kalian berdua. Ketika cinta terasa berat, ingatlah bahwa tanggung jawab adalah fondasi yang harus dijaga.
Menikah karena terburu-buru? Jangan harap kamu bisa berlari dari tanggung jawab. Menikah bukan kompetisi, dan tidak ada piala bagi yang tercepat. Jika kamu menikah karena kebelet, bersiaplah untuk menghadapi kesulitan yang lebih besar di depan.
Pernikahan adalah investasi jangka panjang. Seperti investasi finansial, kamu harus mempersiapkan diri dengan baik agar tidak merugi. Tanpa bekal yang cukup, kamu bisa terjebak dalam utang emosional yang sulit dilunasi.
Sebelum menikah mari pelajari dulu tentang Sakinah, mawadah dan warahmah:
- Sakinah:Â ketika melihat kekurangan pasangan namun mampu menjaga lidah untuk tidak mencelanya.
- Mawadah:Â ketika mengetahui kekurangan pasangan, namun mampu memilih untuk menutup sebelah mata atas kekurangannya dan membuka mata lainnya untuk berfokus pada kelebihannya.
- Warahmah: ketika kita mampu menjadikan kekurangan pasangan sebagai ladang amal untuk diri kita.
Menikah bukanlah drama romantis di layar kaca. Dalam pernikahan, setiap hari adalah episode baru yang penuh dengan tantangan. Siapkan dirimu untuk menghadapi konflik, solusi, dan berbagai emosi yang datang silih berganti.