Di lapangan hijau yang penuh noda, Â
Para pemain beraksi tanpa lelah, Â
Korupsi PT Timah, juara sejati, Â
Tiga ratus triliun, senyumnya tak pernah pudar.
BLBI, momen yang bersejarah, Â
Seratus tiga puluh delapan triliun, Â
Dari rakyat, ia ambil segenap, Â
Sementara kita, hanya bisa terkapar.
Duta Palma, lahan yang direbut, Â
Tujuh puluh delapan triliun, sungguh tak terputus, Â
Satu demi satu, hak rakyat terampas, Â
Di atas puing-puing, mereka bersenang-senang.
PT TPPI, jangan dilupakan, Â
Tiga puluh tujuh koma delapan, sumbangan kawan, Â
Asabri dan Jiwasraya, tak mau kalah, Â
Dua puluh dua dan enam belas, mereka pun tak lelah.
Izin sawit, dua belas triliun, Â
Bunga-bunga korupsi, bersemi dalam harapan, Â
Pesawat megah, sembilan koma tiga tujuh, Â
BTS 4G, delapan triliun, tetap saja terpekur.
Bank Century, tujuh triliun, Â
Di panggung ini, semua berperan, Â
Liga Korupsi, panggung yang gelap, Â
Di mana keadilan? Hanya mimpi yang tak kunjung lelap.
Dengan tawa getir, kita saksikan, Â
Pahlawan korupsi, takkan pernah hilang, Â
Sementara rakyat, menanti keadilan, Â
Dalam liga ini, siapa juara, siapa yang tertinggal?
Paji Hajju
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H