Kota-kota seperti Malang mengajarkan kita bahwa kebahagiaan tidak selalu berasal dari hal-hal besar. Aktivitas sederhana seperti berjalan-jalan di pasar lokal atau menikmati makanan tradisional bisa memberikan kebahagiaan yang mendalam.
Stoikisme mengajarkan kita untuk menghadapi ketidakpastian dengan ketenangan. Dalam konsep slow living, kita belajar untuk menerima segala kemungkinan dan menemukan kedamaian di dalamnya.
Slow living juga berarti menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi. Dengan mengadopsi prinsip Stoikisme, kita dapat lebih bijaksana dalam mengelola waktu dan energi kita.
Menghargai momen kecil dalam hidup adalah inti dari slow living. Di kota-kota seperti Yogyakarta, kita bisa menemukan keindahan dalam hal-hal sederhana seperti senja di alun-alun atau suara gamelan.
Menemukan kota yang mendukung slow living bukan hanya tentang lokasi fisik, tetapi juga tentang bagaimana kita mengatur pikiran dan perasaan kita. Dengan mengintegrasikan filsafat Stoikisme ke dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat menemukan ketenangan dan kebahagiaan di mana pun kita berada.
Paji Hajju
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H