Mohon tunggu...
Syarwan Edy
Syarwan Edy Mohon Tunggu... Mahasiswa - @paji_hajju

Membaca akan membantumu menemukan dirimu.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Film "Tuhan Izinkan Aku Berdosa": Menyoroti Isu Sensitif di Tengah Genre Horor

21 November 2024   14:28 Diperbarui: 21 November 2024   14:28 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cuplikan adegan di film Tuhan Izinkan Aku Berdosa. Dok. MVP Pictures

Karya ini menyampaikan kritik sosial terhadap organisasi radikal serta individu yang bersikap otoriter dan dogmatis. Selain itu, cerita ini juga dapat menimbulkan trauma dan ketidaknyamanan, terutama yang berkaitan dengan pelecehan seksual.

Cuplikan adegan di film Tuhan Izinkan Aku Berdosa. Dok. MVP Pictures
Cuplikan adegan di film Tuhan Izinkan Aku Berdosa. Dok. MVP Pictures

Karakter utama dalam film ini, Kiran, diperankan oleh Aghniny Haque, yang sebelumnya juga membintangi beberapa film terkenal seperti Pemandi Jenazah (2024), Qorin (2022), KKN di Desa Penari (2022), dan Mencuri Raden Saleh (2022). Selain berkarir sebagai aktris, Aghniny juga memiliki latar belakang sebagai atlet taekwondo.

Sesuai dengan novelnya, film ini mengangkat isu-isu sensitif yang jarang dibahas secara terbuka di Indonesia, seperti pelecehan seksual dalam konteks keagamaan, penindasan, pengkhianatan, ketimpangan kekuasaan antara laki-laki dan perempuan, serta prostitusi.

Hanung Bramantyo, sutradara film ini, menyatakan bahwa cerita ini perlu dimodifikasi dan tidak bisa disajikan secara langsung seperti dalam novel. Ia berpendapat bahwa novel tersebut belum memiliki akhir yang memadai.

"Novel ini adalah sebuah memoar tentang seseorang yang terluka dan penuh kemarahan. Muhidin juga telah melakukan revisi untuk menghaluskan ungkapan batin Nidah Kiran menjadi karya sastra yang lebih menarik," jelas Hanung.

Ia juga mengingatkan bahwa menyajikan cerita mentah dari novel ini bisa berbahaya, terutama bagi generasi muda. Hanung sendiri merasa cukup terkejut saat membaca novel tersebut pada tahun 2010, sehingga ia ingin memberikan akhir yang lebih baik untuk kisah Kiran.

"Dalam film, saya ingin memberikan akhir yang memuaskan, bukan seperti di novel yang terasa tidak lengkap," tuturnya.

Untuk mewujudkan akhir yang sesuai dengan visinya, Hanung bekerja sama dengan Ifan Ismail untuk menambahkan kelanjutan kisah Kiran setelah novel tersebut. Ia menjelaskan bahwa hanya 50 persen dari cerita diambil dari novel, sementara sisanya adalah rekaan yang terinspirasi dari kisah nyata.

Bagi Hanung, Kiran harus memiliki motif yang lebih dalam, bukan sekadar meluapkan kemarahan atas semua yang menimpanya. "Kisah Kiran adalah tentang misi untuk membongkar orang-orang munafik," tegasnya.

Paji Hajju 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun