Mohon tunggu...
Syarwan Edy
Syarwan Edy Mohon Tunggu... Mahasiswa - @paji_hajju

Membaca akan membantumu menemukan dirimu.

Selanjutnya

Tutup

Roman

Di Kehidupan Selanjutnya, Bolehkah Aku Tetap Jatuh Cinta Kepadamu?

18 Oktober 2024   08:11 Diperbarui: 18 Oktober 2024   08:15 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Detail gambar ilustrasi: pinterest/434

Setiap detak jantungku menyimpan harapan yang tak pernah padam. Cinta, seperti embun pagi, selalu menemukan cara untuk bersinar meski terhalang awan gelap. Dalam kehidupan selanjutnya, aku bertanya-tanya, bolehkah aku jatuh cinta padamu lagi? Pertanyaanku ini adalah puisi yang tak pernah selesai, menggambarkan perasaan yang dalam dan abadi.

Mungkin waktu akan memisahkan kita, tetapi apakah cinta sejati mengenal waktu? Aku percaya, cinta mampu melampaui batas-batas yang dibangun oleh dunia. Meski aku harus menunggu bertahun-tahun, meski akhirnya kita mungkin tidak menjadi siapa-siapa, hatiku akan selalu terikat padamu. Dalam setiap senyummu yang kuingat, ada kekuatan yang tak tertandingi.

Kita mungkin telah menempuh jalan yang berbeda, namun bayangmu selalu menghiasi langkahku. Seperti bintang yang bersinar di langit malam, kamu adalah cahaya yang menuntunku saat gelap. Demi Tuhan, aku rela jatuh berkali-kali, meski rasa sakit sering kali menghampiri. Setiap jatuh membuatku lebih kuat, lebih memahami arti cinta.

Cinta tidak selalu tentang memiliki; terkadang, mencintai adalah tentang memberi tanpa mengharapkan balasan. Aku bersedia menunggu, membiarkan waktu mengambil jalannya. Setiap detik yang berlalu adalah kesempatan untuk mengenang semua momen indah yang pernah kita bagi. Dalam kenangan itu, aku menemukan kebahagiaan meski tanpa kepastian.

Ada kalanya aku bertanya-tanya, apakah semua perasaan ini sia-sia? Namun, hatiku selalu mengingatkan bahwa cinta sejati tidak pernah sia-sia. Setiap emosi yang kurasakan adalah bagian dari perjalanan hidupku. Cinta ini adalah pelajaran yang mengajarkan arti kesabaran dan ketulusan. Dalam setiap jalinan doa, aku berharap semesta mendengar harapanku.

Kita tidak tahu apa yang akan terjadi di masa depan, tetapi bayanganmu selalu mengingatkan bahwa cinta tidak akan pernah hilang. Meski terpisah oleh ruang dan waktu, cinta itu akan tetap ada, terpatri dalam jiwa. Dalam kehidupan selanjutnya, aku ingin mencintaimu tanpa ragu, meski tak ada kepastian akan balasan.

Jatuh cinta berkali-kali adalah pilihan yang kuambil dengan sepenuh hati. Setiap kali aku terjatuh, aku menemukan kembali kekuatan untuk bangkit. Cinta ini memberiku semangat untuk terus melangkah, meski di ujung jalan tidak ada kamu. Namun, bukankah indah jika cinta ini tetap ada, meski hanya dalam hati?

Ketika bintang-bintang berkelap-kelip di langit, aku akan selalu mengingatmu. Mungkin kita tidak akan bersama, tetapi setiap kilau itu adalah pengingat akan cinta yang tulus. Cinta ini adalah sebuah perjalanan, bukan tujuan. Dalam setiap langkah, aku berjanji untuk menyimpan rasa ini selamanya.

Aku ingin mengisi setiap detik menunggu dengan harapan dan doa. Jika kehidupan selanjutnya mempertemukan kita kembali, aku ingin mencintaimu dengan cara yang lebih mendalam. Dan jika tidak, aku akan tetap merelakan, karena mencintaimu adalah kebahagiaan tersendiri bagiku. Cinta ini adalah hadiah yang selalu kuinginkan meski dalam bentuk yang berbeda.

Setiap hari, aku akan menantikan momen ketika kita bisa bertemu lagi, entah dalam bentuk fisik atau dalam kenangan. Dalam hatiku, kamu akan selalu menjadi yang terpenting. Ketika saatnya tiba, aku akan siap untuk jatuh cinta lagi, meski dengan segala risiko yang mungkin ku tanggung. Cinta ini adalah bagian dari siapa diriku.

Dalam kehidupan yang akan datang, jika aku diberi kesempatan untuk jatuh cinta padamu lagi, aku akan melakukannya dengan sepenuh hati. Dan jika tidak, aku akan terus mencintaimu dalam diam, menyimpan semua kenangan dengan rapi. Karena bagiku, mencintaimu adalah sebuah berkah yang akan selalu kupegang erat hingga akhir waktu.

Paji Hajju 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Roman Selengkapnya
Lihat Roman Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun