Jika Tuhan berkenan, aku ingin mencintaimu dengan sederhana seperti kata Pak Sapardi.
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana,
Tanpa basa-basi yang melelahkan.
Hanya kamu dan aku, saling memahami, saling melengkapi,Â
Merajut cinta yang abadi.
Aku ingin mencintaimu dengan waras dan wajar,
Bukan berlebihan, tidak juga kurang.
Tak ingin membuatmu terbebani,Â
Atau menyakitimu tanpa sadar.
Juga aku ingin mencintaimu dengan tulus dan sabar,Â
Menerima kekuranganmu, bukan memaksakan kehendakku.
Membiarkanmu tumbuh dan berkembang,
Tanpa bayang-bayang cintaku yang mengekang.
Dan aku ingin mencintaimu dengan sepenuh hati dan tanpa henti,
Namun tetap memberimu rumah, ruang untukmu berdiri.
Tak ingin mengikuti keinginanku,
Atau memintamu menyerah pada segala.
Serta aku ingin mencintaimu dengan cara yang benar,
Menjagamu, bukan memilikimu sepenuhnya, seutuhnya.
Memberimu kebebasan, bukan mengikatmu,
Agar cinta kita dapat bertahan selamanya.
Aku ingin mencintaimu banyak-banyak, lama-lama, membeku, menua bersama.
Seperti puisi Pak Sapardi, begitu sederhana namun mampu dikenang.
Mungkin Pak Sapardi benar, barangkali hidup adalah doa yang panjang.
Dan juga yang fana adalah waktu, kita abadi.
Paji HajjuÂ
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI