Barang siapa yang menghendaki kemerdekaan buat umum, maka ia harus sedia dan ikhlas untuk menderita kehilangan kemerdekaan diri-(nya) sendiri.
Tan Malaka (Dari Penjara Ke Penjara)
Kemerdekaan adalah cita-cita luhur bangsa Indonesia yang diperjuangkan dengan susah payah, darah dan air mata oleh para pahlawan kita. Namun, apakah kita sudah benar-benar merdeka? Atau merdeka itu hanyalah ada di buku sejarah? Pertanyaan ini menjadi perbincangan hangat yang sering dibahas di kalangan masyarakat luas, terutama ketika melihat berbagai permasalahan yang masih menghantui negeri ini yang tanpa henti.
Salah satu tanda kemerdekaan adalah kebebasan berpolitik, berekspresi, dan berpendapat tanpa ancaman atau tekanan dari pihak manapun. Namun, sering kita temukan kasus-kasus pelanggaran hak asasi manusia, pembungkaman suara kritis, dan bahkan tindakan represi terhadap masyarakat yang hendak menyuarakan aspirasinya. Hal ini tentu mencederai makna kemerdekaan yang sesungguhnya.
Selain itu, isu korupsi yang masih menjadi masalah pelik di Indonesia juga turut menggugurkan rasa kemerdekaan. Praktik penyalahgunaan wewenang dan kekuasaan oleh oknum-oknum tertentu untuk kepentingan pribadi atau kelompok telah merampas hak-hak rakyat, sehingga manfaat kemerdekaan tidak dapat dirasakan secara merata.
Kemiskinan, pengangguran, dan kesenjangan sosial ekonomi yang masih tinggi juga menjadi indikator bahwa Indonesia belum sepenuhnya merdeka. Rakyat masih berjuang untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka, sementara kekayaan dan kekuasaan terkonsentrasi pada segelintir orang. Hal ini jelas bertentangan dengan cita-cita kemerdekaan yang mengusung keadilan sosial.
Selain itu, isu-isu lingkungan seperti kerusakan hutan, pencemaran, dan bencana alam yang semakin sering terjadi juga mencerminkan bahwa kita belum merdeka sepenuhnya. Kita belum mampu menjaga dan mengelola sumber daya alam dengan baik demi kepentingan rakyat, melainkan hanya untuk memuaskan ambisi segelintir pihak.
Kemerdekaan bukan hanya sekedar kemerdekaan politik, melainkan juga kemerdekaan ekonomi, sosial, dan budaya. Namun, hingga saat ini, masih banyak warisan kolonialisme yang masih tertanam dalam sistem dan tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia. Hal ini menghambat upaya untuk mewujudkan kemerdekaan yang sejati.
Tidak dapat dipungkiri bahwa Indonesia telah banyak mengalami kemajuan sejak proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 atau 79 tahun silam. Namun, jika kita melihat realitas yang ada saat ini, masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan agar kemerdekaan benar-benar dirasakan oleh seluruh rakyat Indonesia. Jika ditanya berulang-ulang kali dengan pertanyaan yang sama yakni apakah kita sudah dan masih merdeka? Tentu tidak, masih banyak kebebasan yang sengaja ingin di kekang oleh sebagian pemangku kekuasaan yang gila akan jabatan.
Mewujudkan kemerdekaan yang sejati membutuhkan komitmen dan kerja keras dari seluruh komponen bangsa. Pemerintah harus menunjukkan kepemimpinan yang kuat, menegakkan supremasi hukum, dan mengedepankan kepentingan rakyat di atas kepentingan pribadi atau sebagian kelompok tertentu. Sementara masyarakat juga harus berpartisipasi aktif dalam mengawal dan mengamankan cita-cita kemerdekaan.
Kemerdekaan adalah sebuah proses yang tak pernah berhenti. Ia harus terus diperjuangkan dan dijaga agar tidak tereduksi menjadi sekedar slogan kosong. Kita harus berani melihat realitas apa adanya, mengidentifikasi tantangan-tantangan yang ada, dan secara bersama-sama merumuskan solusi untuk mewujudkan kemerdekaan yang sesungguhnya.
Pada akhirnya, pertanyaan "Benarkah Kita Masih Merdeka?" menjadi refleksi bagi kita semua. Kemerdekaan bukanlah suatu hadiah yang sekali diberikan, melainkan sebuah cita-cita luhur yang harus terus-menerus diperjuangkan dan diisi dengan kehidupan yang bermartabat, adil, dan sejahtera bagi seluruh rakyat Indonesia. Dan mari selalu mengirimkan doa-doa yang baik, untuk semua pahlawan negeri, kisah-kisah mereka akan selalu dikenang sepanjang masa.
Paji HajjuÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H