Ia mengajarkan bahwa kita harus menerima derita dan gembira dengan lapang dada, karena keduanya membawa pelajaran dan pengetahuan yang berharga. Derita dapat membersihkan jiwa dari sifat-sifat buruk, sementara kegembiraan dapat menumbuhkan rasa syukur dan keikhlasan.
Rabiah al-Adawiyah menekankan pentingnya memelihara keseimbangan antara derita dan gembira. Ia mengingatkan agar kita tidak terlalu larut dalam derita atau terlalu terpaku pada kegembiraan, karena keduanya adalah bagian dari perjalanan spiritual menuju Tuhan.
Hanya yang pernah membuat derita, berkemampuan memberimu bahagia.
Ingatlah, menikmati hidup tidak selalu berarti  melakukan hal-hal besar. Kadang-kadang, kenikmatan terbesar ditemukan dalam hal-hal sederhana yang kita lakukan setiap hari. Cobalah untuk bersikap lebih sabar, bersyukur, dan terbuka terhadap pengalaman baru.
Jadi secara keseluruhan, hidup adalah perjalanan yang unik bagi setiap orang. Dengan bersikap terbuka, belajar dari pengalaman, dan menjaga hubungan yang baik dengan orang lain, kita dapat menemukan makna dan kebahagiaan dalam hidup ini.
Paji HajjuÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H