Sampai kapanpun rindu akan tetap tumbuh, mekar, dan subur, apalagi perihal kampung halaman tercinta.
Watohari merupakan salah satu Desa yang ada di Kecamatan Solor Timur, Kabupaten Flores Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Desa ini merupakan satu dari sembilan belas Desa dan Kelurahan yang berada di Kecamatan Solor Timur.Â
Watohari sendiri memiliki empat dusun dan penduduknya sebagian besar bermatapencaharian Petani dan Nelayan. Jagung, buah bidara, jambu adalah hasil dari pertanian di Desa ini. Untuk hasil nelayannya musiman mungkin karena ombak di pantai Watohari itu cukup lumayan menggetarkan hati bagi yang belum memahami situasi pantai dengan ombaknya.
Tapi meskipun begitu, Desa Watohari menjanjikan dengan keindahan pantainya. Apalagi saat liburan di hari yang Fitri ini, berkunjung ke Pantai Watohari ialah moment yang tepat untuk berlibur bersama keluarga, sahabat, teman, ataupun orang terdekat lainnya.Â
Pantai yang berpasir putih sepanjang lima ratus meter dan memiliki lebar sekitar tiga puluh hingga lima puluh meter. Karena sebuah penelitian mengungkapkan bahwa liburan ke pantai diyakini ampuh untuk mengurangi depresi, meningkatkan kreativitas, dan mengembalikan kesehatan mental. Pantai Watohari ialah satu jawaban yang pas dari pantai-pantai memesona lainnya yang ada di Kabupaten Flores Timur.
Pantai yang memancarkan keindahan luar biasa tuk dinikmati oleh mata, dengan hamparan pasir putih yang bertekstur halus untuk dipijaki kaki, dan buih ombak yang putih menawan dalam pandangan, serta ditumbuhi jenis tanaman seperti daun pandan yang wangi, segar di sepanjang pantai.Â
Pantai Watohari menawarkan pengalaman yang tak terlupakan bagi para pengunjungnya. Namun, yang membuat Pantai Watohari begitu istimewa adalah legenda tentang dua batu hitam yang menjadi daya tarik utama di tempat ini.
Ingin mengetahui lebih dalam terkait legenda tentang batu hitam ya harus berkunjung atau berwisata langsung ke Pantai Watohari dan menanyakan secara langsung dengan orang tua yang ada di Desa Watohari.Â
Setiap daerah memiliki sejarahnya masing-masing, begitupun dengan Watohari. Maka dari itu, pantai menjadi destinasi wisata yang lebih menarik dan memikat. Selain itu, pantai menjadi tempat yang paling cocok untuk bersantai dan melepas penat.Â
Sejauh apapun kaki melangkah. Rindu selalu mendekatkan kita kepada keluarga dan kampung halaman tercinta. Rindu itu nyata dan luka itu dibuat-buat oleh kita yang hanya sekedar hadir dengan rasa suka. Kampung halaman mungkin ditinggalkan oleh langkah kaki kita, tetapi tidak dengan hati kita. Karena sejauh apa pun kita pergi, kampung halaman adalah tempat yang tetap kita rindukan. Berbahagialah, rayakan lah, sebab semua bahagia patut dirayakan dan begitupun sebaliknya.
Aku meninggalkan masa laluku dan aku belajar menjadi lebih baik. Tanpa melupakan dari mana aku berasal. Aku rindu Watohari dan segala yang ada padanya. Kampung halaman memanggil pulang, menumpahkan rindu yang telah lama usang.Â
Yang sedang berada di jalan hati-hati, yang masih berkemas mohon untuk lebih teliti, yang masih bekerja tetap semangat menikmati, sebab pasti pulang suatu saat nanti. Mari sembuh dari hal-hal yang mengecewakan, dan berbahagialah demi diri sendiri.
Pulang adalah kata terindah untuk mereka yang mana sudah berhasil menemukan jalan pulang. Dan aku masih saja bergelut dengan mimpi-mimpi yang kadang mengerikan dan mengasyikkan. Aku (belum) selesai. Aku harap kita semua kuat. Aku pun berusaha untuk tetap kuat. Yakinkan saja, semua yang terjadi adalah bagian dari rencana terbaik Tuhan untuk kita semua. Saat lebaran tidak semua momen bahagia akan datang, banyak juga beragam peristiwa yang kita tidak tahu, tetap sabar dan tabah ya.
Menurut Franklin D. Roosevelt; "Laut yang tenang tidak pernah melahirkan pelaut yang terampil." Jalaluddin Rumi; "Jangan duduk dan menunggu. Keluar sana, rasakan hidup. Sentuh matahari dan benamkan dirimu di lautan." Dan Alain Gerbault; "Saya menginginkan kebebasan, udara terbuka, dan petualangan. Saya menemukannya di laut." Maka Pantai Watohari adalah mahakarya terbaik dari alam semesta. Jadi, rawat dia dan jangan membuatnya berurai kan air mata serta mungkin saja Desa Watohari juga terbentuk dari doa, cinta serta kehangatan.
Paji HajjuÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H