Mohon tunggu...
Syarmila syam
Syarmila syam Mohon Tunggu... -

Tetaplah berbuat baik, meskipun di luar sana banyak yang mempertanyakan kebaikanmu, walaupun kadang merasa tidak di hargai. tetaplah pada pendirian dengan maksud yang baik. ada masanya semua akan terbalaskan!!!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pluralisme dan Kemajuan Makassar yang Menjadi Titik Komersial di Abad ke 17

28 Mei 2016   22:33 Diperbarui: 28 Mei 2016   22:56 9
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pluralisme dan Kemajuan Makassar Menjadi titik komersial di abad ke 17

Antropologi – pada mata kuliah kami minggu ini , pembahasan mengenai Pluralisme dan kemajuan Makassar abad ke 17. Sebenarnya dalam mata kuliah minggu ini sedikit yang dapat di diskusikan tentang materi ini , yang semulanya harus di diskusikan di dalam kelas tapi karena adanya hambatan maka proses diskusinya di alihkan dengan cara yang sangat berbeda dari biasanya.

Kata pluralisme sedikit dibahas dalam perkuliahan kali ini , sedikit yang saya ingat . Pak irfan palippui selaku dosen pembimbing di mata kuliah tersebut sempat menjelaskan apa pluralisme itu?

Pluralisme merupakan pemahaman dari beberapa kelompok untuk saling menghargai adanya perbedaan baik itu agama, budaya, keragaman pemikiran dan sebagainya. Terdapat berbagai kebudayaan , agama dan hal – hal yang berbeda – beda dalam suatu masyarakat. Pluralisme dapat di sebutkan dengan istilah “Bhineka” yang berarti beraneka ragam atau berbeda – beda.

Lalu bagaimana dengan kemajuan Makassar pada abad ke 17 ?

            Dunia mengenal Sulawesi selatan atar keberhasilannya yang gemilang dlam menghadapi berbagai tantangan kapitalisme dan imperialism dimasa silam. Selama setengah abad ke 17 makassar dengan sangat gagah berani mempertahankan prinsip kebebasan di laut melawan rencana monopoli maskapai dagang hindia belanda (VOC). Sejak awal abad ke 17 , Makassar menjadi titik komersial , sebagai dasar atau awal bagi semua pihak yang sedang mencari jalan untuk menghindari usaha VOC memonopoli perdagangan rempah di Maluku.

Makassar dapat menjadi titik komersial pada abad ke 17 karena perdagangan di yang ada di Makassar saat itu sangat maju dan juga di dukung oleh faktor – faktor sosio – kultural seperti sifat keterbukaan , pluralisme yang mendukung system gagasan baru. Dan selain itu terhadap hak – hak adat dan kerjasama yang menguntungkan ketimbang kekuasaan raja, dan system yang dapat meminta tenaga kerja tanpa menekankan hak – hak inisiatif. Dan dengan faktor – faktor inilah yang mendorong masyarakat tumbuh menjadi sebuah kekuatan besar.

            Pada masa kini tetap terdapat sisa tanda – tanda bahwa Sulawesi selatan memiliki ciri khas yang dapat menjadi sumbangan berharga bagi Indonesia dalam perjuangan mencapai cita – cita yang modernisasi. Sulawesi selatan juga kini di elu-eluhkan sebagai kunci masa depan namun tetap ada catatan kelam dan tidak menyenangkan seperti pada keturunan Makassar , yang berani menantang VOC pada abad ke 17 , kini menjadi masyarakat paling miskin di Indonesia.

            Seperti itulah penjelasan yang dapat saya paparkan mengenai pluralisme dan kemajuan Makassar pada abad ke- 17 . semoga artikel saya ini dapat mudah di pahami oleh teman – teman sekalian dan kita dapat berbagi informasi lagi di lain waktu. Terima kasih .

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun