Mohon tunggu...
Syarla Ananda
Syarla Ananda Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Ilmu Administrasi Publik Universitas Muhammadiyah Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mahasiswa sebagai Agen Perubahan: Strategi Kreatif Melawan Budaya Korupsi

26 Juni 2024   11:30 Diperbarui: 26 Juni 2024   12:02 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
instagram.com/ssyarland

Nama: Syarla Ananda

Ilmu Administrasi Publik

Mahasiswa dengan daya kritis dan semangat idealisme mereka, berpotensi menjadi agen perubahan yang efektif dalam melawan budaya korupsi. Mereka dapat memanfaatkan kreativitas dan penguasaan teknologi untuk mengembangkan kampanye anti-korupsi yang inovatif, seperti menciptakan konten viral di media sosial atau mengorganisir flash mob yang menarik perhatian publik. Mahasiswa juga bisa menginisiasi program mentoring integritas, di mana mereka membimbing siswa sekolah dalam memahami dan mempraktikkan nilai-nilai kejujuran. Pengembangan aplikasi pelaporan korupsi atau platform transparansi oleh mahasiswa IT dapat memberikan alat praktis bagi masyarakat untuk berpartisipasi dalam pengawasan. Mahasiswa seni dapat mengekspresikan pesan anti-korupsi melalui karya-karya instalasi atau pertunjukan teater jalanan yang provokatif.

Kolaborasi lintas disiplin dalam penelitian tentang akar penyebab korupsi dapat menghasilkan rekomendasi kebijakan yang inovatif. Mahasiswa jurnalistik bisa melakukan investigasi mendalam tentang kasus-kasus korupsi di lingkungan kampus atau daerah. Dengan mengkombinasikan pengetahuan akademis, keterampilan praktis, dan jaringan sosial yang luas, mahasiswa memiliki kapasitas unik untuk mendorong perubahan sistemik dan membentuk narasi baru yang menentang norma-norma koruptif dalam masyarakat.

Mahasiswa punya posisi yang unik, yaitu sebagai agen perubahan dalam masyarakat karena mahasiswa mempunyai pemikiran yang kritis dan dilatih untuk berpikir dan menganalisa masalah sosial. Mahasiswa juga memiliki akses pengetahuan tentang hukum, politik, ekonomi, dan sosial. Mereka dapat menggunakan pengetahuan tersebut untuk menganalisis dan mengkritik praktik korupsi. 

Berikut ada beberapa strategi kreatif melawan budaya korupsi:

1. Edukasi Inovatif

Untuk memerangi korupsi, pendekatan pendidikan yang inovatif membutuhkan metode pembelajaran yang interaktif dan sesuai dengan generasi saat ini. Untuk memberikan perspektif multidisipliner tentang dampak korupsi, kurikulum anti-korupsi yang dinamis dapat dimasukkan ke dalam berbagai mata kuliah, tidak hanya ilmu politik atau hukum, tetapi juga dalam bidang seperti ekonomi, psikologi, dan teknologi informasi. Pemikiran kritis dan kemampuan argumentasi siswa dapat ditingkatkan dengan mengadakan kompetisi debat atau esai tentang masalah korupsi modern.

2. Pemanfaatan Teknologi

Pemanfaatan teknologi dalam pemberantasan budaya korupsi membuka berbagai kemungkinan inovatif bagi siswa untuk dipraktikkan. Teknologi augmented reality dapat digunakan untuk menciptakan kampanye antikorupsi yang lebih interaktif dan menarik, misalnya dengan membuat tur virtual mengenai “jejak korupsi” di kota-kota besar. Mengembangkan platform pembelajaran online interaktif mengenai etika dan integritas dapat memperluas jangkauan pendidikan antikorupsi ke khalayak yang lebih luas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun