Mohon tunggu...
Syarifudin
Syarifudin Mohon Tunggu... Guru - Guru Bahasa Indonesia SMK Negeri 1 Blora

Sastra, Film

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Mak Kelar

1 Februari 2023   13:47 Diperbarui: 1 Februari 2023   13:44 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah mendengar penjelasan Ali, Pak Nur berpesan agar tetap memperhatikan sekolahnya karena sebentar lagi mau ujian. Ali menyesal tetappi ia selalu dirundung kebingungan yang setiap kali teringat biaya pengobatan ibunya. Ia mulai memikirkan cara agar bisa dapat uang tanpa meninggalkan sekolahnya. Sepulang dari sekolah seperti biasa, Alimampir ke apotek untuk membeli obat ibunya.

Seminggu sebelum ujian berlangsung, pagi yang tak bersahabat pada Ali. Ibu Ali masuk rumah sakit karena tak sadarkan diri. Pikiran Ali semakin penuh dengan berbagai tuntutan yang tak kunjung selesai. Anak seusia dia harus mencukupi biaya sekolahnya dan biaya pengobatan ibunya.  Ingatan Ali pada Mashudi bak menemukan mutiara di kegelapan. Ali teringat pada Mashudi untuk menjualkan HP. Bukan Ali namanya kaau tak mau mencoba.

Benar sekali, Ali berhasill menjualkan HP Mashudi.

“Iki nggo kowe, Al,” Mashudi menyerahkan komisi ke Ali.

“Oke, Hud. Tursuwun,” sahut Ali penuh kegembiraan. Uang itu akan ia gunakan untuk tambahan biaya rumah sakit ibunya. Berkat uang itu biaya rumah sakit ibunya terselesaikan.

Taman sekolah di siang hari menjadi awal mula ide kreatif Ali. Ali mulai terus mencoba mencari celah jual beli online. Mulai dari dunia ukir, bonsai, dan lain-lain. Ali mendatangi pengrajin ukir dan pebonsai yang ia kenal. Ia mencoba menjualkan dagangan-dagangan mereka.

Keberuntungan masih berpihak pada Ali. Keberhasilan Ali di dunia makelar membuatnya bisa tuntas sekolah. Saat pengumuman tiba, Ali mendapat peringkat teratas dikelasnya. Kabahagiaan tak terbendung di hati Ali. Air mata syukur juga enggan sembunyi di balik kelopak matanya.

Ali berlari pulang menemui ibunya di sawah. Terik mentari kala itu menjadi penonton drama bahagia mereka berdua.

“Mak………” teriak Ali berlari menghampiri ibunya

“Mak kelaaaarrrr……” tuntas Ali penuh suka cita.

Memang, hidup pasti ada ujian. Janganlah kita menyerah dan yakinlah Tuhan tak akan memberi ujian di luar batas kemampuan kita. Jangan meminta untuk ringankan beban, tapi mintalah untuk kuatkan diri kalian. Tetap semangat, pasti cerita indah dalam genggaman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun