Mohon tunggu...
Syarifudin
Syarifudin Mohon Tunggu... Guru - Guru Bahasa Indonesia SMK Negeri 1 Blora

Sastra, Film

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Penerapan Model PBL dan Media Pembelajaran Film Pendek, Pembelajaran Memahami Unsur Intrinsik Cerpen

1 Februari 2023   12:06 Diperbarui: 1 Februari 2023   13:16 442
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Penerapan Model Problem Based Learning (PBL) dan Media Pembelajaran Film Pendek pada Pembelajaran Memahami Unsur Intrinsik Cerpen

A. Latar Belakang

Saat ini banyak sekali faktor penyebab peserta didik kurang semangat dalam belajar, terutama belajar tentang sastra. Peserta didik menganggap belajar sastra itu sangat sulit. Berdasarkan hasil analisis masalah yang saya lakukan, menunjukkan bahwa semangat belajar peserta didik rendah. Faktor-faktor yang memengaruhi semangat belajar peserta didik rendah antara lain: rendahnya motivasi belajar peserta didik, gerakan literasi dan pemanfaatan perpustakaan belum maksimal, peserta didik lebih tertarik atau bahkan kecanduan bermain game, peserta didik kurang tertarik dengan pembelajaran sastra.

Berdasarkan faktor-faktor tersebut dan hasil pengamatan guru di kelas, ditemukan bahwa terdapat peserta didik yang mengantuk saat pembelajaran di kelas, peserta didik kurang memperhatikan guru saat proses pembelajaran, banyak nilai peserta didik yang tidak tuntas.

Setelah melakukan kajian literatur, wawancara pakar, dan wawancara teman sejawat, hal tersebut dapat disebabkan karena guru belum menerapkan proses pembelajaran yang inovatif. Masih banyak guru yang menerapkan proses pembelajaran konvensional dengan metode ceramah dan berpusat pada guru sehingga peserta didik hanya duduk, diam, dan mendengarkan tanpa ada keaktifan peserta didik.

Berdasarkan kajian literatur dan wawancara dengan pakar, upaya untuk mengatasi hal tersebut dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya melibatkan peserta didik untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, guru berupaya menggunakan model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik materi, yaitu model problem based learning (PBL), menerapkan TPACK, menerapkan literasi dan numerasi, dan memperhatikan advance material.

Kegiatan ini perlu dilakukan agar dapat mengubah pola pikir peserta didik bahwa belajar itu penting dan tidak sekadar untuk mendapatkan ijazah, namun berpikir untuk menyelesaikan suatu masalah yang akan timbul dalam kehidupan sehari-hari.

Peran yang dilakukan guru dalam praktik pembelajaran ini yaitu dengan menyusun RPP atau program pembelajaran sesuai kebutuhan peserta didik/ kontekstual sesuai dengan program keahlian, menentukan bahan ajar yang disesuaikan dengan program keahlian, merancang media yang menarik dan berbasis TPACK, merancang LKPD, lembar evaluasi, dan instrumen penilaian yang disesuaikan dengan karakteristik materi. Kegiatan ini diharapkan mampu meningkatkan motivasi belajar peserta didik agar memahami bahwa belajar itu penting melalui pembelajaran bahasa Indonesia.

B. Tantangan

Tantangan yang dihadapi untuk mencapai tujuan ini adalah media pembelajaran yang dapat menumbuhkan semangat belajar peserta didik. Selama ini media pembelajaran yang dipakai guru masih belum optimal. Selain itu, sarana dan prasarana yang ada di sekolah,,seperti ruang teori yang tidak dilengkapi proyektor semua. Jadi untuk melakukan proses pembelajaran berbasis TPACK perlu mempersiapkan terlebih dahulu proyektor yang akhirnya memakan jam pelajaran. Peserta didik juga tidak membawa gawai semua, belum lagi sinyal yang kurang memadai menjadi kendala dalam melakukan evaluasi pembelajaran.

Peserta didik merasa pelajaran Bahasa Indonesia kurang penting di SMK, peserta didik menganggap pembelajaran yang penting hanya pembelajaran kejuruan. Kegiatan ini melibatkan peserta didik dan guru untuk sama-sama aktif dalam pembelajaran. Guru harus mampu mengondisikan peserta didik agar aktif dan waktu yang digunakan efektif.

C. Aksi

Langkah-langkah yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut adalah penggunaan model pembelajaran yang inovatif. Model pembelajaran yang digunakan pada pembelajaran ini yaitu model Problem Based Learning (PBL).

Langkah pembelajaran yang dilakukan untuk meningkatkan semangat belajar peserta didik dalam pembelajaran bahasa Indonesia dengan model PBL yaitu:

  • Orientasi pada masalah dengan memberikan stimulus kepada peserta didik.
  • Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar dengan berkelompok heterogen.
  • Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok.
  • Mengembangkan penyajian hasil karya dengan cara mendemonsrasikan hasilkerja kelompok dengan ditanggapi kelompok lain.
  • Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.

Strategi yang digunakan untuk menghadapi tantangan mengenai sarana dan prasarana dengan berusaha meminta pihak sekolah untuk menambah proyektor dan cek kondisi internet sekolah. Untuk menumbuhkan rasa semangat belajar dengan karakteristik peserta didik SMK, yaitu memilih materi yang dibutuhkan peserta didik. Pada pembelajaran memahami unsur intrinsik cerpen saya memilih media pembelajaran film pendek. Peserta didik akan tertarik jika disajikan film pendek untuk menumbuhkan semangat belajar sastra, khususnya pada pembelajaran memahami unsur intrinsik cerpen.

Setelah dibacakan cerpen, peserta didik menyimak tayangan film pendek yang tak lain merupakan bentuk lain dari cerpen tersebut. Selanjutnya peserta didik memahami unsur intrinsik cerpen tersebut berdasarkan materi yang  telah disampaikan pendidik sebelumnya. Peserta didik diberikan LKPD kelompok dan LKPD individu yang selanjutnya dapat menjadi bahan penilaian pendidik terhadap peserta didik.

D. Hasil

Dampak dari pembelajaran yang dilakukan dengan model PBL yaitu peserta didik antusias dan aktif dalam mengikuti pembelajaran. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan kegiatan presentasi yang dilakukan peserta didik, peserta didik yang tidak melakukan presentasi menjadi aktif bertanya dan saling memberikan umpan balik. Hal itu menunjukkan bahwa peserta didik mulai aktif dan mampu berpikir kritis, sehingga dapat dikatakan cukup efektif.

Dampak positif lainnya yaitu peserta merasa senang dengan menyimak film pendek yang merupakan media pembelajaran inovatif dari pendidik. Dengan rasa senang peserta didik juga terlihat semangat sehingga hasil LKPD individu maupun kelompoknya tuntas semua. Pembelajaran secara keseluruhan dalam proses tersebut sudah melatih peserta didik untuk lebih aktif, berpikir kritis, dan saling bekerja sama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun