Mohon tunggu...
Ari Syarifudin
Ari Syarifudin Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Reader,Writer book, Biker, Traveller, Web developer, twitter:@syarifudin

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Lupakan Judul Artikel yang Bombastis

14 September 2011   02:34 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:59 356
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banyak kompasioner yang nekad memasang judul artikel yang bombastis.  Malah kadang ada yang nekad sedikit nyerempet ke idiom-idiom tabu seperti  konteks seksual.   Bagi pemula, harus dihindarkan.  Kecuali anda blogger senior.

Seorang blogger senior akan dengan mudah melahirkan judul bombastis.  Latar belakang karyanya menyebabkan pembaca akan terus membaca artikel-artikel buatannya.  Suka atau tidak suka,  artikel blogger senior akan ditunggu. Beda dengan para blogger pemula.  Dorongan untuk cepat terkenal dan eksis di dunia kompasiana mengakibatkan menutup mata atas budaya kesabaran.  Akhirnya lahirlah tulisan-tulisan yang rada dangkal tapi judul yang sangat bombastis.

Judul : Daya Tarik Artikel dan Daya Pikat Pengunjung Pembaca

Dalam teori jurnalis, judul adalah ringkasan dari isi berita.   Semakin bagus pengemasan judul maka mencerminkan isi berita.  Namun banyak berita sampah, tapi judulnya menarik. Atau judulnya menarik tapi isinya sampah.

Yang saya bahas adalah judulnya menarik a.k.a bombastis tapi isinya biasa saja.  Banyak pembaca akan kecewa kalau disodori judul blog kayak seperti  koran Lampu Ijo, koran merah  Posdesa dan koran bombastis.  Mereka lebih fokus memainkan judul bombastis untuk menaikkan oplah.

Lupakan Judul Mari Fokus ke Isi Informasi dan Artikel

Blogger tidak mengejar oplah atau menaikkan RATING kayak tipi (full komersial).  Fungsi blogger adalah menyebarkan informasi dan pengetahuan.   Semakin menarik dan aktual info anda, maka akan semakin tinggi 'needs' pembaca untuk mengklik.

Tim redaksi Kompasiana sebenarnya sudah cerdas menyediakan pilihan ruang  'Topik Pilihan' agar tulisan kompasioner sedikit eksis dan narsis bertengger di papan atas Kompasiana. Jadi sudah ada protap  untuk jadi blogger "Terkenal". Bila anda rajin membuat tulisan dengan topik  yang sudah disediakanoleh tim redaksi admin, maka karpet merah terkenal sudah di depan mata.

Jadi persoalannya adalah jangan MENYAMPAH dengan JUDUL artikel.  Namun berniatlah membuat artikel yang informatif, aktual dan berguna (bagi nusa dan bangsa).   Banyak artikel bagus di Kompasiana, namun judulnya tidak bombastis.  Untunglah dengan bantuan Om Google, artikel itu muncul terindeks dengan baik.   Ada juga sih beberapa judul artikel yang bombastis demi menarik oplah dan rating namun isinya tidak informatif. Andai saja ada mesih artikel anti-SPAM di kompasiana, mungkin artikel tersebut masuk kotak sandbox.

Buatlah pilihan apakah mengikuti jejak saya.  Atau biarkan artikel anda yang akan memilih judulnya. Anda mungkin tidak menyetujui artikel saya, namun kita bisa mendiskusikannya.   Selamat ber-SPAM dengan judul artikel yang bombastis {ari syarifudin}

Artikel Ari Syarifudin yang Lain

Cara Mudah Copy Paste Artikel Kompasiana ke Blog/Web Lain

Kompasioner mengeluh ada yang meng-copy/paste artikelnya oleh blogger. Bagi orang awam, mungkin iya itu COPAS. Tapi bagi yang mengerti dunia Feed situs, maka itu adalah ...

Kompasioner: Be Creative Don’t Be Copas

Guru kencing berdiri, Murid Kencing Tiduran.  Kira-kira pepatah itulah yang mewakili semangat COPAS {Copy/Paste}.  Banyak doktor,  guru besar, akademisi, dan dosen yang terang-terangan mengajarkan COPAS. ...

Ghost Quiz di Twitter: Parameter Pemenangnya antara ada dan tiada

Pernah ikutan quiz di twitter? Pernah menang di quiz yang dadakan diadakan di twitter oleh lembaga, perusahaan atau apa saja? Pernah memikirkan kenapa bisa menang? ...

Kompas TV: TV Pelangi Atau TV Warna-Warni?

Mencermati logo KompasTV, sepertinya mengundang rasa ingin tahu.  Amati logo KompasTV? Pasti ada nada kontroversial.  Berharap tak ada  nada-nada sumbang di warna logo KompasTV. Sekilas ...

Kompas TV : TiVi milik kompas atau TiVi-nya Kompas

Tadinya, saya berpikir ini  adalah televisi traveling seperti National Geographic.  Tayangannya jernih seperti HDTV. Suaranya empuk dan halus.  Tapi kok bagus sekali gambar dan narasinya. Ahh, ...

Perempuan Tua ‘Penunggu’ Bak Sampah

Kulit tangannya sudah keriput.  Namun gerak ‘tarian’ tangannya masih lincah dan gesit. Wajahnya yang sudah menyusut tersorot matahari saat menaikkan sampah-sampah ke gundukan sampah yang ...

Menjadi Sukarelawan Pemantau Mudik Ramadhan

Banyak cara dalam berbuat kebajikan di bulan ramadhan. Asal ikhlas dan ridho, pasti mudah. Caranya jadilah sukarelawan pemantau arus mudik lebaran. Cukup berbekal telepon pintar ...

Mudik Ramadhan Ditemani Jin Selga

Dulu, saat zaman Handphone jadul masih gigit besi, perjalanan mudik sesuatu yang membosankan.  Rasanya waktu teramat panjang dan membosankan. Tambahan lagi kemacetan perjalanan yang makin ...

Serbuan Teknologi di Wahana “Fantastique Multimedia Show” Ancol

Decak kagum penulis sempat menyeruak di sela-sela pertunjukan Timun Emas di wahana “Fantastique Multimedia Show” Ocean Ecopark Ancol. Ada deretan teknologi anyar yang sempat dipertontonkan ...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun