Mohon tunggu...
Dr. Syarif Prasetyo
Dr. Syarif Prasetyo Mohon Tunggu... Ilmuwan - Peneliti Di Badan Riset dan Inovasi Nasional

Seorang Peneliti Di Pusat Riset Limnologi dan Sumber Daya Air, BRIN. Gemar mendaki gunung, membaca dan menikmati senja ditemani istri dan kopi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kenapa di Muhamadiyah Tidak Ada Habib?

21 Desember 2024   00:46 Diperbarui: 21 Desember 2024   00:46 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Interpretasi Pribadi Penulis

Muhammadiyah memandang Islam sebagai agama yang menempatkan semua manusia dalam kedudukan yang sama di hadapan Allah SWT. Dalam pandangan ini, keistimewaan hanya diberikan kepada mereka yang bertakwa, tanpa memandang asal-usul keluarga.

Pendekatan ini tercermin dalam praktik organisasi Muhammadiyah yang mengedepankan meritokrasi. Siapa pun yang ingin menjadi pemimpin Muhammadiyah harus melalui proses pemilihan yang transparan dan didasarkan pada kemampuan, bukan garis keturunan.

7. Hubungan Muhammadiyah dengan Habib di Indonesia

Meski Muhammadiyah tidak memiliki tradisi Habib, bukan berarti organisasi ini memusuhi komunitas Habib atau menolak keberadaan mereka. Muhammadiyah tetap menghormati semua Muslim, termasuk para Habib, selama ajaran yang dibawa tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip dasar organisasi.

Namun, karena perbedaan pendekatan teologi dan budaya, hubungan antara Muhammadiyah dan komunitas Habib di Indonesia cenderung bersifat paralel, tanpa banyak interaksi langsung.

8. Kritik dan Apresiasi

Pendekatan Muhammadiyah terhadap konsep Habib tidak lepas dari kritik. Sebagian pihak menilai bahwa sikap Muhammadiyah terlalu kaku dalam memahami tradisi Islam yang kaya dan beragam. Penghapusan hierarki berbasis nasab juga dianggap mengabaikan dimensi spiritualitas yang penting dalam Islam.

Namun, di sisi lain, Muhammadiyah mendapat apresiasi karena mampu menjaga prinsip egaliter yang relevan dengan konteks modern. Pendekatan ini memungkinkan Muhammadiyah untuk berkembang menjadi organisasi yang inklusif dan fokus pada pemberdayaan umat melalui pendidikan, kesehatan, dan dakwah.

9. Kesimpulan

Ketiadaan Habib dalam Muhammadiyah adalah hasil dari prinsip-prinsip teologi, sejarah, dan budaya yang dipegang teguh oleh organisasi ini. Muhammadiyah menempatkan ketakwaan sebagai ukuran utama kehormatan seseorang, bukan garis keturunan.

Keraguan terhadap validitas gelar Habib semakin memperkuat sikap Muhammadiyah untuk tidak memberikan ruang khusus bagi penghormatan berbasis nasab. Dalam konteks Islam yang beragam di Indonesia, Muhammadiyah menjadi penyeimbang yang relevan dengan semangat modernitas, fokus pada amalan individu, dan kontribusi nyata terhadap umat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun