Muhammadiyah memandang Islam sebagai agama yang menempatkan semua manusia dalam kedudukan yang sama di hadapan Allah SWT. Dalam pandangan ini, keistimewaan hanya diberikan kepada mereka yang bertakwa, tanpa memandang asal-usul keluarga.
Pendekatan ini tercermin dalam praktik organisasi Muhammadiyah yang mengedepankan meritokrasi. Siapa pun yang ingin menjadi pemimpin Muhammadiyah harus melalui proses pemilihan yang transparan dan didasarkan pada kemampuan, bukan garis keturunan.
7. Hubungan Muhammadiyah dengan Habib di Indonesia
Meski Muhammadiyah tidak memiliki tradisi Habib, bukan berarti organisasi ini memusuhi komunitas Habib atau menolak keberadaan mereka. Muhammadiyah tetap menghormati semua Muslim, termasuk para Habib, selama ajaran yang dibawa tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip dasar organisasi.
Namun, karena perbedaan pendekatan teologi dan budaya, hubungan antara Muhammadiyah dan komunitas Habib di Indonesia cenderung bersifat paralel, tanpa banyak interaksi langsung.
8. Kritik dan Apresiasi
Pendekatan Muhammadiyah terhadap konsep Habib tidak lepas dari kritik. Sebagian pihak menilai bahwa sikap Muhammadiyah terlalu kaku dalam memahami tradisi Islam yang kaya dan beragam. Penghapusan hierarki berbasis nasab juga dianggap mengabaikan dimensi spiritualitas yang penting dalam Islam.
Namun, di sisi lain, Muhammadiyah mendapat apresiasi karena mampu menjaga prinsip egaliter yang relevan dengan konteks modern. Pendekatan ini memungkinkan Muhammadiyah untuk berkembang menjadi organisasi yang inklusif dan fokus pada pemberdayaan umat melalui pendidikan, kesehatan, dan dakwah.
9. Kesimpulan
Ketiadaan Habib dalam Muhammadiyah adalah hasil dari prinsip-prinsip teologi, sejarah, dan budaya yang dipegang teguh oleh organisasi ini. Muhammadiyah menempatkan ketakwaan sebagai ukuran utama kehormatan seseorang, bukan garis keturunan.
Keraguan terhadap validitas gelar Habib semakin memperkuat sikap Muhammadiyah untuk tidak memberikan ruang khusus bagi penghormatan berbasis nasab. Dalam konteks Islam yang beragam di Indonesia, Muhammadiyah menjadi penyeimbang yang relevan dengan semangat modernitas, fokus pada amalan individu, dan kontribusi nyata terhadap umat.