Mohon tunggu...
Dr. Syarif Prasetyo
Dr. Syarif Prasetyo Mohon Tunggu... Ilmuwan - Peneliti Di Badan Riset dan Inovasi Nasional

Seorang Peneliti Di Pusat Riset Limnologi dan Sumber Daya Air, BRIN. Gemar mendaki gunung, membaca dan menikmati senja ditemani istri dan kopi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kenapa di Muhamadiyah Tidak Ada Habib?

21 Desember 2024   00:46 Diperbarui: 21 Desember 2024   00:46 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namun, Muhammadiyah mengambil jalur yang berbeda. Organisasi ini cenderung menjauh dari tradisi sufisme dan lebih mengedepankan pendekatan rasional serta modern dalam memahami Islam. Karena itu, komunitas Arab Hadramaut yang mendukung tradisi Habib tidak banyak terlibat dalam gerakan Muhammadiyah.

4. Tidak Ada Habib dalam Struktur Muhammadiyah

Salah satu alasan utama ketiadaan Habib dalam Muhammadiyah adalah struktur organisasi yang lebih demokratis dan terbuka. Dalam Muhammadiyah, jabatan atau posisi kepemimpinan tidak ditentukan oleh nasab atau keturunan, melainkan oleh kompetensi, pengetahuan agama, dan kontribusi terhadap organisasi.

Muhammadiyah juga tidak mengenal konsep wali atau guru mursyid sebagaimana dalam tradisi tarekat. Sebagai gantinya, Muhammadiyah menekankan pentingnya pendidikan formal dan pemahaman agama melalui ijtihad. Dengan pendekatan ini, sosok Habib tidak memiliki ruang khusus dalam struktur Muhammadiyah karena tidak sesuai dengan prinsip egaliter yang dipegang teguh oleh organisasi.

5. Keraguan atas Validitas Gelar Habib

Kritik terhadap gelar Habib tidak hanya datang dari Muhammadiyah, tetapi juga dari berbagai pihak yang mempertanyakan keabsahan klaim garis keturunan tersebut. Beberapa poin penting terkait keraguan ini adalah:

Ketiadaan Bukti Sejarah yang Kuat: Tidak ada dokumen historis yang secara tegas dapat membuktikan bahwa seluruh Habib yang ada saat ini benar-benar merupakan keturunan langsung Nabi Muhammad SAW. Sebagian besar klaim ini hanya didasarkan pada catatan keluarga yang diwariskan secara turun-temurun.

Peran Tradisi Lisan: Banyak silsilah Habib yang didasarkan pada tradisi lisan, yang rentan terhadap distorsi dan manipulasi. Hal ini menimbulkan pertanyaan tentang akurasi klaim tersebut.

Komersialisasi Gelar: Di beberapa kasus, gelar Habib juga dianggap sebagai simbol sosial yang dapat digunakan untuk kepentingan tertentu. Fenomena ini semakin memperkuat skeptisisme terhadap validitas klaim mereka.

Dalam konteks ini, Muhammadiyah melihat bahwa penghormatan berlebihan kepada individu berdasarkan gelar yang tidak dapat dibuktikan secara sah dapat menyebabkan ketimpangan dalam masyarakat Islam.

6. Egalitarianisme dalam Islam Versi Muhammadiyah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun