Bagaimana Cara Bertengkar Sehat dan Benar Dengan Pasangan?
Menghadapi konflik dalam hubungan adalah hal yang wajar. Tidak ada hubungan yang selalu berjalan mulus tanpa perbedaan pendapat. Justru, ketidaksepahaman atau argumen yang muncul bisa menjadi kesempatan bagi pasangan untuk saling memahami, tumbuh, dan memperkuat ikatan.
Namun, tidak semua cara bertengkar memberikan hasil yang positif. Seringkali, perselisihan yang dikelola dengan cara yang kurang sehat malah menyebabkan luka emosional dan bisa memperburuk hubungan. Karena itu, penting untuk memahami bahwa bertengkar pun memerlukan cara yang tepat.
Bertengkar sehat adalah salah satu kunci menjaga keharmonisan dalam hubungan, tanpa merusak perasaan satu sama lain. Dengan cara bertengkar yang benar, argumen dapat berubah menjadi momen konstruktif untuk membangun pemahaman dan kepercayaan lebih dalam.
Melalui artikel ini, akan membahas 6 cara bertengkar sehat yang dapat membantu Anda dan pasangan mengatasi perbedaan tanpa membuat hubungan menjadi rusak. Dengan menerapkan cara-cara ini, Anda bisa menjaga emosi tetap stabil, menghindari perdebatan yang tidak perlu, serta menemukan solusi yang lebih baik bersama pasangan.
1. Tetapkan Tujuan dari Diskusi
Cara pertama untuk bertengkar sehat adalah menetapkan tujuan bersama dari diskusi. Sebelum membahas suatu masalah, ingatlah bahwa tujuan utama adalah menemukan solusi, bukan membuktikan siapa yang benar dan siapa yang salah.
Dengan menetapkan tujuan bersama, Anda dan pasangan bisa saling mengingatkan untuk tetap fokus pada solusi, bukan menyerang pribadi atau mengungkit hal-hal di luar konteks masalah.
Diskusi yang jelas tujuannya akan lebih mudah mengarahkan pasangan pada penyelesaian konflik yang efektif.
Penetapan tujuan juga membuat Anda berdua lebih mudah menjaga emosi. Jika salah satu mulai terbawa perasaan atau mengeluarkan kata-kata yang tidak baik, ingatkan kembali tujuan awal diskusi. Dengan begitu, diskusi bisa tetap produktif dan lebih cepat sampai pada kesimpulan.
2. Pilih Waktu yang Tepat untuk Diskusi
Waktu sangat mempengaruhi hasil dari sebuah diskusi. Hindari memulai pembicaraan serius ketika salah satu pihak sedang lelah, lapar, atau dalam kondisi emosional yang tidak stabil.
Bertengkar saat kondisi fisik atau mental tidak baik hanya akan memperbesar kemungkinan terjadi kesalahpahaman. Pastikan Anda berdua dalam keadaan tenang dan siap membicarakan masalah.
Jika masalah terjadi di saat yang kurang tepat, lebih baik memberikan jeda atau menunda pembicaraan hingga keadaan lebih kondusif.
Misalnya, jika konflik terjadi di pagi hari saat salah satu dari Anda harus segera bekerja, diskusikan masalah tersebut setelah pulang kerja, saat suasana sudah lebih tenang. Menunda diskusi bukan berarti mengabaikan masalah, melainkan memberikan waktu bagi masing-masing pihak untuk lebih siap berdiskusi secara efektif.
3. Gunakan “Saya” daripada “Kamu” Saat Berbicara
Cara bertengkar sehat berikutnya adalah memperhatikan pilihan kata. Saat Anda menyampaikan perasaan atau keluhan, gunakan kata “Saya” daripada “Kamu”. Menggunakan kata “Kamu” cenderung terdengar seperti menyalahkan dan bisa memicu reaksi defensif dari pasangan.
Contoh, daripada berkata “Kamu selalu sibuk dan tidak peduli dengan saya”, lebih baik katakan “Saya merasa kurang diperhatikan ketika jadwal kamu sangat padat.”
Dengan menyatakan perasaan dari sudut pandang diri sendiri, pasangan akan lebih mudah memahami emosi Anda tanpa merasa disalahkan. Selain itu, cara ini juga membantu mengomunikasikan perasaan dengan lebih jelas dan terarah. Komunikasi “Saya” menunjukkan berusaha menyampaikan perasaan pribadi tanpa menyerang pasangan.
4. Dengarkan dengan Seksama Tanpa Menginterupsi
Saat bertengkar, salah satu kebiasaan buruk yang sering terjadi adalah tidak memberi kesempatan pasangan untuk berbicara atau mendengarkan pandangannya dengan baik. Sikap ini justru akan memperkeruh suasana dan membuat pasangan merasa tidak dihargai.
Untuk bertengkar dengan sehat, sangat penting untuk memberikan pasangan waktu berbicara dan mendengarkan tanpa menginterupsi. Dengarkan secara seksama hingga pasangan selesai berbicara.
Jika Anda merasa perlu klarifikasi, tanyakan dengan baik setelah pasangan selesai menyampaikan pandangannya. Ketika Anda mendengarkan secara aktif, pasangan akan merasa lebih dihargai dan lebih mungkin membuka diri untuk mencari solusi.
Mendengarkan juga membantu Anda memahami sudut pandang pasangan dan mendapatkan wawasan baru tentang apa yang dia rasakan.
5. Hindari Menyerang atau Membawa Hal-Hal yang Sudah Lalu
Mengungkit kesalahan atau masalah di masa lalu hanya akan memperpanjang konflik dan memperkeruh suasana. Jika sedang bertengkar tentang satu hal, fokuslah pada hal tersebut.
Mengingatkan pasangan pada kesalahan yang sudah berlalu justru akan membuat dia merasa tidak dihargai, bahkan mengesampingkan usaha yang sudah dia lakukan untuk memperbaiki hubungan.
Hindari membawa-bawa masa lalu dalam diskusi saat bertengkar, kecuali masalah tersebut sangat relevan dengan konflik yang sedang dihadapi. Memiliki batasan yang jelas dalam diskusi adalah tanda kedewasaan dan tanggung jawab.
Fokus pada solusi saat ini membantu mempercepat proses penyelesaian konflik tanpa menambah beban emosi dari permasalahan sebelumnya.
6. Berikan Waktu untuk Menenangkan Diri
Jika perdebatan semakin memanas, ambil jeda untuk menenangkan diri. Tidak ada salahnya menghentikan diskusi sementara untuk memberikan waktu pada masing-masing pihak merenung atau menenangkan diri.
Hal ini mencegah agar diskusi tidak menjadi semakin emosional dan dapat membuat Anda berdua kembali ke keadaan yang lebih tenang saat melanjutkan pembicaraan.
Mengambil jeda bukan berarti melarikan diri dari masalah. Sebaliknya, ini adalah langkah bijaksana untuk menjaga agar emosi tidak semakin tinggi dan mencegah ucapan atau tindakan yang mungkin akan disesali.
Setelah keduanya merasa lebih tenang, diskusi bisa dilanjutkan dengan lebih konstruktif. Jeda sejenak juga membantu masing-masing pihak berpikir jernih dan memahami apa yang sebenarnya menjadi inti permasalahan.
Bagaimana Sudahkah Mencoba Cara-Cara yang Dijelaskan ???
Dalam sebuah hubungan, konflik bukanlah sesuatu yang harus dihindari, tetapi lebih pada bagaimana kita menanganinya dengan bijaksana. Menerapkan cara bertengkar yang sehat dan benar dapat membantu pasangan saling memahami dan mendukung tanpa merusak ikatan emosional yang telah terbangun.
Bertengkar dengan cara yang sehat juga menunjukkan bahwa Anda menghargai pasangan, menghormati sudut pandangnya, dan siap untuk bekerja sama demi menemukan solusi terbaik.
Dengan mengikuti enam cara bertengkar sehat di atas, Anda dan pasangan bisa menjalani hubungan yang lebih harmonis dan matang. Ingat, tujuan utama dari setiap diskusi atau perbedaan adalah untuk saling belajar dan mempererat hubungan.
Saat Anda berdua mampu berkomunikasi dengan baik dalam situasi sulit, itu adalah tanda dari hubungan yang kuat dan penuh kepercayaan.
Dalam prosesnya, setiap pertengkaran bisa menjadi peluang untuk lebih mengerti dan menerima satu sama lain. Hubungan yang sehat bukanlah hubungan yang bebas dari konflik, melainkan hubungan yang mampu melalui setiap konflik dengan cara yang dewasa dan penuh pengertian.
Semoga tips di atas bisa membantu Anda dan pasangan dalam membangun komunikasi yang lebih baik dan hubungan yang semakin kuat seiring berjalannya waktu.
Referensi :
Ajeng Yuniarta. fimela.com. 9 November 2024. '5 Cara Bertengkar Sehat dengan Pasangan' [daring]. Tautan :
https://www.fimela.com/relationship/read/5777472/5-cara-bertengkar-sehat-dengan-pasangan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H