Ciri kedua yang mungkin menunjukkan seseorang mengalami "mental tone deaf" adalah kurangnya empati & kepedulian terhadap perasaan/kebutuhan orang lain. Empati adalah kemampuan untuk memahami & berbagi perasaan orang lain, maupun merupakan komponen penting dalam hubungan interpersonal yang sehat. Orang yang mental tone deaf mungkin tidak bisa "merasakan" apa yang dirasakan orang lain/tidak tergerak untuk menanggapi kebutuhan emosional orang lain.Â
Misalnya, ketika teman dekat sedang mengalami masalah, orang yang mental tone deaf mungkin memberikan tanggapan yang tampak dingin/tidak relevan, alih-alih menunjukkan dukungan/pengertian. Mereka mungkin lebih fokus pada pandangan sendiri & kurang mampu melihat situasi dari perspektif orang lain.Â
Kekurangan empati ini bisa mempengaruhi kualitas hubungan interpersonal seseorang, baik di tempat kerja, dalam keluarga, maupun dalam pertemanan. Orang-orang mungkin merasa tidak didengar, tidak dihargai/bahkan diabaikan, yang pada akhirnya bisa mengarah pada konflik/hubungan yang retak.
3. Tidak Peka Terhadap Norma SosialÂ
Seseorang yang mengalami "mental tone deaf" mungkin juga tidak peka terhadap norma sosial, yaitu aturan-aturan tidak tertulis mengatur perilaku yang dapat diterima dalam masyarakat. Mereka mungkin bertindak/berbicara dengan cara yang tidak sesuai dengan situasi maupun konteks sosial, tanpa menyadari bahwa telah melanggar norma-norma tersebut.Â
Misalnya, seseorang yang mental tone deaf mungkin membuat komentar yang tidak pantas/kurang sopan di depan umum, tanpa menyadari bahwa kata-kata mereka dapat menyinggung serta membuat orang lain merasa tidak nyaman.Â
Mereka mungkin juga kesulitan menyesuaikan perilaku mereka dengan harapan sosial dalam situasi tertentu, seperti saat menghadiri acara forma/berbicara dengan seseorang yang lebih tua. Ketidakpekaan terhadap norma sosial ini bisa membuat seseorang tampak canggung serta tidak sensitif dalam interaksi sosial. Akibatnya, mereka mungkin menghadapi kesulitan dalam membangun/ mempertahankan hubungan yang positif dengan orang lain, karena orang lain mungkin merasa tidak nyaman serta tersinggung oleh tindakan mereka.
4. Ketidakmampuan untuk Menyadari Dampak dari Tindakan SendiriÂ
Ciri lain dari "mental tone deaf" adalah ketidakmampuan untuk menyadari/memperhitungkan dampak dari tindakan maupun kata-kata mereka terhadap orang lain. Orang dengan ciri ini mungkin tidak menyadari bahwa tindakan mereka dapat mempengaruhi perasaan serta kesejahteraan orang lain, & mereka mungkin terus melakukan hal yang sama meskipun telah diberitahu tentang dampak negatifnya. Misalnya, seseorang mungkin terus-menerus membatalkan rencana pada menit terakhir tanpa menyadari bahwa hal itu dapat mengecewakan maupun mengganggu orang lain.Â
Mereka mungkin berpikir bahwa karena hal tersebut tidak mengganggu secara pribadi, maka hal itu tidak akan menjadi masalah bagi orang lain. Kurangnya kesadaran ini bisa membuat seseorang tampak egois/tidak peduli, padahal sebenarnya mungkin hanya tidak menyadari bagaimana tindakan mereka mempengaruhi orang lain. Tanpa pemahaman ini, sulit bagi mereka untuk mengubah perilaku & menciptakan hubungan yang lebih harmonis serta saling menghargai.
5. Sulit Beradaptasi dengan Perubahan Emosional/Sosial