Mohon tunggu...
Syarif Perdana Putra
Syarif Perdana Putra Mohon Tunggu... Lainnya - Fresh Graduate at Institut Bisnis Nusantara

Content Writer Enthusiast | Maka Sesungguhnya Bersama Kesulitan Ada Kemudahan dan Sesungguhnya Bersama Kesulitan Ada Kemudahan |

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Langit

8 Agustus 2024   08:30 Diperbarui: 8 Agustus 2024   08:36 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Gambar, Sumber : id.pinterest.com/wulandari.picisan

Langit

Langit luas terbentang di angkasa, 

Biru dan cerah di kala pagi, 

Namun hatiku terasa hampa, Mengapa kau tak mendengar lagi?


Setiap doa yang kuucapkan, 

Mengambang di angkasa raya, 

Namun langit tetap tak tergoyahkan, 

Menutup telinga tanpa rasa.

 

Dalam sunyi ku tatap awan, 

Mengharap jawaban yang tak kunjung tiba, 

Langit biru seakan diam kawan, 

Menyimpan rahasia di dalamnya.


Aku teriak sekuat tenaga, 

Memanggil namamu yang jauh di sana, 

Namun langit tetap tak bergeming juga, 

Seperti tak pernah mengenal duka.


Biarkan malam menjadi waktu untuk merenung, 

Menyusun rencana di bawah sinar bulan, 

Walau terang habis, tetaplah berjuang, 

Karena ada keindahan di setiap malam.  

***

Bekasi, 8 Agustus 2024

Penulis : Syarif Perdana Putra

Karya : Syarif Perdana Putra 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun