Polusi udara yang dihasilkan dari pembakaran sampah dapat mengandung partikel berbahaya seperti PM2.5 dan PM10, serta berbagai gas beracun seperti karbon monoksida, dioksida belerang, dan dioksida nitrogen.Â
Inhalasi partikel-partikel ini dapat menyebabkan gangguan pernapasan, iritasi pada mata, hidung, dan tenggorokan, serta meningkatkan risiko penyakit pernapasan kronis, seperti asma dan bronkitis.Â
Gas-gas beracun tersebut juga dapat menyebabkan keracunan akut dan masalah kesehatan lain, terutama bagi kelompok rentan seperti anak-anak, lansia, dan orang dengan penyakit pernapasan.Â
Tidak hanya berdampak pada kesehatan manusia, pembakaran sampah juga merusak lingkungan secara keseluruhan. Asap dan partikel yang dihasilkan dapat mencemari tanah dan air, mengancam keberagaman hayati, dan merusak ekosistem alami.Â
Pembakaran sampah juga berkontribusi pada pemanasan global dengan melepaskan gas rumah kaca seperti karbon dioksida dan metana ke atmosfer. Semakin seringnya praktik membakar sampah terjadi, semakin besar pula dampaknya pada kualitas udara, lingkungan, dan kesehatan manusia.
Oleh karena itu, untuk mengurangi dampak berbahaya membakar sampah, diperlukan langkah-langkah penanganan sampah yang lebih bijaksana dan ramah lingkungan.Â
Peningkatan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pengelolaan sampah yang benar, serta upaya pemerintah untuk menyediakan infrastruktur pengelolaan sampah yang lebih baik, menjadi langkah awal dalam mengatasi masalah ini.Â
Penerapan sistem daur ulang dan penggunaan teknologi modern untuk pengolahan sampah juga dapat membantu mengurangi volume sampah yang harus dibakar.Â
Kerjasama dan komitmen bersama, dapat melindungi lingkungan dan kesehatan manusia dari dampak berbahaya pembakaran sampah, serta menciptakan masa depan yang lebih berkelanjutan dan sehat untuk generasi mendatang. Â
Referensi :
Andrea Thompson. cientificamerican.com. 2014. 'Burning Trash Bad for Humans and Global Warming' [daring].Tautan : https://www.scientificamerican.com/article/burning-trash-bad-for-humans-and-global-warming/ (Diakses pada 24 Juli 2023 pukul : 20:53 WIB)