Sebagai seorang content writer, harus menyesuaikan gaya penulisan dengan merek atau platform yang ditulis. Ini mencakup pemahaman tentang suara merek, aturan gaya penulisan, dan bahasa yang digunakan oleh audiens target. Harus dapat mengidentifikasi siapa target audiens atau pembaca potensial dari konten yang ditulis. Berdasarkan pemahaman ini, gaya penulisan dapat disesuaikan dengan preferensi, tingkat pemahaman, dan kebutuhan audiens yang dituju. Gaya penulisan harus disesuaikan dengan jenis konten dan platform yang digunakan.Â
Sebagai contoh, gaya penulisan untuk artikel blog akan berbeda dengan gaya penulisan untuk konten media sosial atau laporan bisnis. Seorang content writer harus mampu menyesuaikan gaya penulisannya agar sesuai dengan konteks dan platform yang dituju, bertanggung jawab untuk menjaga konsistensi dan keberlanjutan dalam gaya penulisan. Ini berarti mengadopsi gaya penulisan yang konsisten di seluruh konten yang ditulis agar tercipta identitas yang kuat dan pengalaman yang menyatu untuk pembaca.
4. Melakukan Pengeditan dan Profreading (Koreksi)
Setelah menulis konten, langkah berikutnya adalah melakukan pengeditan dan proofreading. Seorang content writer harus memiliki kemampuan untuk mengedit dan menyunting konten untuk memastikan kesalahan tata bahasa, ejaan, atau kesalahan lainnya diminimalkan sebanyak mungkin. Pengeditan melibatkan memeriksa dan menyunting konten yang telah ditulis untuk memastikan kesalahan tata bahasa, ejaan, dan gaya penulisan yang konsisten. Seperti memeriksa tata bahasa, struktur kalimat, kejelasan, kohesi, dan kesesuaian kata-kata.Â
Proofreading, di sisi lain, melibatkan membaca ulang konten yang telah diedit atau ditulis untuk menemukan dan mengoreksi kesalahan ketik, ejaan, dan tata bahasa yang mungkin terlewatkan selama pengeditan. Tugas-tugas pengeditan dan proofreading ini sangat penting karena mereka membantu memastikan bahwa konten yang dihasilkan berkualitas tinggi, bebas dari kesalahan, dan mudah dipahami oleh audiens. Melakukan pengeditan dan proofreading secara teliti, dapat memastikan bahwa konten memiliki tingkat profesionalisme yang tinggi dan memberikan pesan yang jelas dan efektif kepada pembaca atau pengguna.
5. Melakukan Kolaborasi
Seorang content writer bekerja dalam tim yang lebih besar yang terdiri dari desainer, pemasar, dan pengembang. Bekerja sama dengan tim pemasaran untuk mengembangkan strategi konten yang sesuai dengan tujuan bisnis dan target audiens, mereka dapat berdiskusi dan merencanakan konten yang mendukung upaya pemasaran, termasuk kampanye iklan, materi pemasaran, dan kegiatan promosi lainnya. Menciptakan konten yang menarik secara visual, seorang content writer mungkin perlu berkolaborasi dengan desainer grafis, mereka dapat bekerja bersama untuk menggabungkan teks dengan elemen desain, seperti gambar, infografis, atau grafik, sehingga menciptakan konten yang lebih menarik dan informatif.Â
Menghasilkan konten yang informatif dan otoritatif, seorang content writer juga perlu berkolaborasi dengan ahli industri terkait, mereka dapat melakukan wawancara dengan para ahli, melakukan riset mendalam, atau meminta masukan dan saran guna memastikan bahwa konten yang dihasilkan akurat dan relevan. Kolaborasi yang efektif dengan anggota tim lainnya adalah penting untuk menciptakan konten yang konsisten dan berkesan. Kolaborasi ini penting untuk memastikan bahwa konten yang dihasilkan mencapai tujuan yang diinginkan, baik dari segi kualitas, pemahaman audiens, dan dampak yang diharapkan.Â
Skill yang Dibutuhkan Content Writer
Berikut ini  skill/kemampuan yang umumnya harus dimiliki dan dipelajari apabila ingin menjadi seorang content writer :
1. Kemampuan Menulis yang Baik
Keterampilan menulis yang baik adalah hal yang paling penting bagi seorang content writer. Harus memiliki kemampuan untuk menyampaikan ide dan informasi dengan jelas dan efektif. Dapat mengekspresikan ide-ide secara jelas dan efektif melalui tulisan. Mampu mengorganisir informasi dengan baik, memilih kata-kata yang tepat, dan menyusun kalimat yang mudah dipahami oleh audiens mereka. Menulis konten yang menarik dan menghibur dapat membantu content writer memikat perhatian audiens.Â
Menggunakan gaya penulisan yang kreatif, menggabungkan humor atau narasi menarik, dapat membuat konten yang lebih menarik dan mudah diingat. Kemampuan menulis yang baik juga mencakup kreativitas. Seorang content writer perlu dapat memikirkan ide-ide segar, membuat judul yang menarik, dan menghadirkan konten yang unik. Keterampilan kreatif ini membantu membedakan konten mereka dari yang lain dan menarik minat audiens.
2. Kemampuan Riset yang Baik
Kemampuan untuk melakukan riset yang efektif adalah keterampilan yang penting bagi seorang Content Writer. Kemampuan riset yang baik ini harus dapat menemukan informasi yang akurat dan relevan tentang topik yang ditentukan. Sebagai content writer, penting untuk memiliki pemahaman yang baik tentang topik yang akan ditulis. Melakukan riset yang baik, dapat memperoleh informasi yang akurat dan berbasis fakta yang akan meningkatkan kepercayaan pembaca terhadap konten. Melalui riset yang baik, dapat memahami audiens dengan lebih baik.Â