Mohon tunggu...
Syarif Niskala
Syarif Niskala Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tidak Ada yang Gratis di Dunia Ini!

1 Mei 2009   03:41 Diperbarui: 26 Juni 2015   20:11 594
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Bagaimana dengan pribadi yang mencampurkan antara pamrih kebaikan dengan keburukan? Mohon untuk Anda cermati, bahwa kebaikan dan keburukan tidak akan pernah dapat menyatu. Jika Anda mencampur-adukkan kebaikan dengan keburukan, berapapun komposisinya, hasilnya adalah keburukan. Seperti Anda mencampurkan setitik racun pada sebelanga susu, maka status susu tersebut menjadi racun. Anda tidak bisa menanamkan dalam hati Anda, motivasi kebaikan dan keburukan bersama-sama. Bagaimana mungkin hati Anda akan damai dengan komposisi itu!

Jangan pula terkecoh oleh tingkatan kebaikan atau keburukan. Seringkali kita tertipu oleh dua pilihan yang sama-sama baik (atau buruk), tapi mencurigai salah satunya sebagai keburukan (atau kebaikan). Bekerja keras untuk mengumpulkan uang (harta) bukan lawan dari pengabdian tulus kepada-Nya. Kaya dan taat tidaklah saling menegasikan. Kaya bukan negasi miskin, melainkan tingkat kepemilikan harta. Demikian pula halnya dengan bekerja dan beribadah, dua-duanya adalah jenis kebaikan, jika cara dan motivasinya benar. Dua-duanya pula berjenis keburukan jika cara dan motivasinya dusta.

Bagaimana cara membedakan kebaikan dan keburukan? Mohon diingat, terkait cara selalu ditentukan oleh banyak faktor, seperti jam terbang, keluasan pandangan, kedalaman pengetahuan, kepekaan nurani, konsistensi (fokus) keinginan, kualitas kesungguhan, dan seberapa keras upaya. Keahlian melakukan datang dari melakukan. Anda akan sangat peka dan ahli memilah-milah kebaikan dan keburukan, jika Anda setiap saat selalu mempertimbangkan segala hal dari sisi baik atau buruk. Seperti halnya kebaikan, keburukan dapat menempel pada hal apapun. Untuk itu, cermatlah mengenali pilihan mana yang ditempeli keburukan atau pilihan mana yang ditempeli kebaikan. Jadi, mohon bersabar dalam menapaki proses menjadi pribadi baik. It takes time! Sure!

Jangan khawatir pula dengan keniscayaan telah salah memilih. Selalu ada pintu maaf atau taubat, selama nafas tidak diujung tenggorokan. Optimislah dengan janji-Nya: “Jika Anda memutuskan berpihak pada kebaikan, maka kebaikanlah yang akan menunjukkan jalan pada Anda.” Trust God!

Sahabat-sahabat yang baik, terima kasih atas kesediaan menerima kehadiran sudut pandang saya dalam taman pikiran Anda. Salam Hangat - Syarif Niskala.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun