Mohon tunggu...
Syarif Husein
Syarif Husein Mohon Tunggu... -

Lahir 11/12/1991 \r\n\r\nSaat ini aktif di Pers Mahasiswa REVOLUSI

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Ucapan Natal dalam Prespektif Kemanusiaan

23 Desember 2014   01:35 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:41 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akhir-akhir saya mengamati pemberitaan diberbagai media sosial dan online ramai memberitakan tentang apakah seorang muslim apakah boleh mengucap selamat natal, masyarakat terpolarisasi yang membolehkan dan yang mengharamkan, yang mengharamkan beragumen bahwa natal persoalan aqidah sehingga bisa membuat muslim murtad seperti yang diucapkan petinggi FPI, dan yang membolehkan beragumen bahwa mengucapkan natal tak terkait aqidah selama muslim tidak meyakini doktrin kristen seperti yang diucapkan Habib Umar Bin Hafiz, baik yang membolehkan dan mengharamkan mengutip pernyataan dari tokoh-tokoh Islam atau Ormas-Ormas Islam, yang mengharamkan mendasarkan pendapatnya pada tokoh seperti Habib Rizizq, Ust. Ismail Yusanto atau mereka yang beraflisiasi dengan ormas HTI, FPI, dll, yang membolehkan mendasarkan pendapatnya pada tokoh seperti Din Syamsudin, Said Agil Siradj Gus Mus, Habib Umar bin Hafiz atau mereka yang beraflisisai pada ormas NU, Muhammidyah dll.

Saya mencoba untuk memandangnya dari prespektif kemanusiaan, dilihat dari prespektif kemanuisaan mengucapkan selamat natal sangat dianjurkan atau meminjam dalam hukum Islam saya katakan sunnah muakad sebagai penghormatan terhadap kebebasan beragama dan upaya menyenangkan hati saudara kristiani yang merayakannya, analoginya seperti ketika kita mengucapan selamat ulang tahun kepada teman kita yang berulang tahun, dipastikan hati teman kita berbunga-bunga bukan, dengan ucapan selamat dari kita, maka dari itu bagi saya tak ada salahnya kita “merebut” hati saudara kristiani dengan ucapan selamat dari kita, bukankah kita sesungguhnya sama, sama-sama manusia, minimal kita mengucapkannya karena kita sama-sama manusia.

Akhir kata untuk menutup Tulisan saya yang saya beri nama Goresan Halaman Belakang ini, saya ingin menjabat tangan dan merangkul pundak kawan-kawan kristiani saya dan mengucapkan “selamat natal kawan” mari kita jaga bersama perdamaiana ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun